Keguguran, Haruskah Dikuretase?

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 6 Juli 2017 | 07:30 WIB
Jangan panik apabila ibu hamil mengalami flek, pantau terus, dan datanglah ke dokter kandungan apabila keluhan tetap dirasakan dalam 24 jam. (Santi Hartono)

nakita.id.- Sebuah studi yang dilakukan di Belanda pada tahun 2014  menyebutkan, 1 dari 4 perempuan mengalami keguguran di periode awal kehamilan. Bahkan, banyak perempuan tidak menyadari  telah mengalami keguguran. Padahal, tanda paling umum dari keguguran adalah terjadi perdarahan dalam jumlah sedikit—mungkin hanya bercak—hingga banyak, dan adanya gumpalan darah atau jaringan yang ikut keluar. Tanda ini juga disertai dengan nyeri serta kram di perut bagian bawah, bisa juga nyeri yang menjalar hingga bokong dan panggul.

Baca juga: Yang Perlu Dilakukan Untuk Mencegah Keguguran

Menurut dr. Intan Nabila, SpOG dari Klinik AMS, Kemang, Jakarta Selatan, pada beberapa kasus, bisa saja terjadi keguguran yang tak terdeteksi. Ibu tidak menyadari telah hamil dan keguguran. Karena gejalanya mungkin sangat minim, semisal, hanya timbul flek. Ketika memeriksakan diri ke dokter, ibu baru mengetahui telah mengalami keguguran. Jangan panik apabila ibu hamil mengalami flek, pantau terus, dan datanglah ke dokter kandungan apabila keluhan tetap dirasakan dalam 24 jam. 

Ketika datang, pertama-tama dokter kandungan akan menanyakan seberapa banyak darah yang telah keluar, separah apa nyeri atau kram yang dirasakan. Pemeriksaan yang bersifat memprovokasi, seperti pemeriksaan dalam harus dihindari, sehingga USG menjadi pilihan yang pertama dilakukan.

Baca jugaTanda Keguguran Yang Sering Tidak Disadari

Apabila janin masih dapat dipertahankan ibu hamil sangat disarankan untuk bedrest dan diberikan obat penguat kehamilan jika memang diperlukan. Obat tersebut dapat berupa obat yang diminum (oral) atau jika pasien mengalami perdarahan banyak dan bedrest total, obat melalui infus akan menjadi pilihan.

Tindakan kuretase dilakukan apabila terjadi keguguran yang tidak lengkap, jadi sisa konsepsi tidak seluruhnya keluar. Nah, sisa jaringan tersebut dikeluarkan dengan kuretase. Tindakan ini juga bisa dilakukan pada pasien dengan kehamilan kosong, hamil tidak berkembang, dan pasien missed abortion.

Setelah keguguran, dokter menyarankan Ibu untuk kembali kontrol ke dokter kandungan dalam satu minggu. Saat itu dokter akan  melakukan pemeriksaan USG untuk melihat apakah rahim telah kembali ke keadaan semula. Apabila Ibu telah mengalami menstruasi sesuai dengan siklus awal sebelum hamil, maka Ibu dapat memulai program untuk hamil kembali. (*)