Nakita.id.- Masuk trimester 2, perut hamil Ibu mulai terlihat. Umumnya, kondisi kehamilan di fase ini terasa lebih nyaman dibandingkan trimester 1. Rasa mual berkurang, selera makan yang tadinya sempat hilang kembali muncul, dan emosi Ibu pun lebih stabil. Di fase ini pula, produksi hormon estrogen di tubuh Ibu meningkat pesat. Salah satu imbasnya, gairah seksual Ibu menjadi lebih tinggi dari biasanya.
Menurut dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG dari Siloam Hospital Semanggi dan Siloam Hospital Simatupang, meski segalanya terasa begitu normal, Ibu tetap harus menjaga dan memantau kondisi kehamilannya. Sebabnya, ada sejumlah kelainan yang umumnya ditemui di kehamilan trimester II. Contoh kelainan yang dapat terjadi pada ibu hamil adalah hipertensi, kencing manis, anemia, dan keputihan yang abnormal. Sementara pada bayi yaitu, Down syndrome, hidrosefalus, serta pertumbuhan janin terhambat. Hal lain yang juga dapat membahayakan kehamilan di trimester 2 adalah keguguran, perdarahan, serta preeklamsia.
Semua risiko tersebut dapat dihindari apabila Ibu melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan penunjang. Ini adalah langkah terbaik untuk memastikan kualitas pertumbuhan janin bisa optimal.
Baca juga: Pemeriksaan Laboratorium Di Trimester Pertama
Baca juga: Pemeriksaan Penting Pada Ibu Hamil Di Trimester Ketiga
PEMERIKSAAN RUTIN YANG DILAKUKAN
Berdasarkan rekomendasi Departemen Kesehatan, di trimester 2 ini (usia kehamilan 4—6 bulan atau 14—28 minggu), Ibu perlu melakukan pemeriksaan kehamilan minimal satu kali. Bila kondisi kehamilan Ibu sehat, pemeriksaan dapat dilakukan setiap sebulan sekali.
Pemeriksaan rutin yang akan dilakukan terhadap Ibu di trimester 2 ini ada beberapa macam, yaitu;
- Pemeriksaan tekanan darah. Tujuannya menghindari bahaya hipertensi selama kehamilan. Dilakukan di usia kehamilan 14—28 minggu
- Pemeriksaan berat badan dan lingkar lengan atas. Tujuannya untuk memantau berat badan Ibu, yang akan mengalami peningkatan secara signifikan ketika memasuki usia kehamilan 20 minggu. Hal ini penting untuk mencegah Ibu menjadi overweight. Dilakukan di usia kehamilan 24—28 minggu.
- Pemeriksaan tinggi fundus (bagian atas rahim) menggunakan meteran. Tujuannya untuk mengetahui apakah tinggi fundus sesuai dengan usia kehamilan berdasarkan kalender. Tinggi fundus adalah jarak antara bagian atas rahim ibu hamil hingga tulang kelamin. Dilakukan di usia kehamilan di atas 20 minggu. Setelah 20 minggu, tinggi fundus akan sama dengan usia kehamilan. Misal, pada usia kehamilan 26 minggu, maka tinggi fundus adalah 26 sentimeter.
- Pemeriksaan USG. Tujuannya untuk melihat kondisi janin di dalam rahim, seperti mengetahui kondisi denyut jantung dan profil biofisiknya, lokasi plasenta, serta kecukupan air ketuban. Dilakukan di usia kehamilan 18—22 minggu.
- Pemeriksaan laboratorium darah dan urine. Tujuannya untuk mengetahui kadar darah dan gula darah. Pada ibu hamil yang kekurangan darah (anemia), pertumbuhan janinnya dapat terhambat. Sementara kadar gula darah yang tidak normal dapat memicu masalah Diabetes Melitus Gestasional (DMG). Pemeriksaan dilakukan pada usia kehamilan 24—28 minggu.(*)