Nakita.id - Menurut sebuah penelitian baru, ibu hamil dengan sindrom kaki gelisah atau Restless Legs Syndrome (RLS) memiliki dua kali kemungkinan mengalami kualitas tidur yang buruk, terutama rasa kantuk di siang hari yang berlebihan.
Sindrom kaki gelisah adalah dorongan yang tak tertahankan untuk menggerakkan kaki yang biasanya sering kita lakukan di malam hari saat sedang hamil.
Penelitian menunjukkan bahwa 36% ibu hamil di trimester ketiga memiliki sindrom kaki gelisah ini, dan separuh ibu lainnya yang menderita kondisi ini, memiliki gejala sedang sampai parah. Studi tersebut menemukan adanya hubungan antara dosis dan respon positif antara tingkat keparahan RLS dan gangguan tidur-bangun.
(Baca juga : 4 Ketakutan Ibu Hamil yang Ternyata Mitos Belaka)
Peneliti utama Galit Levi Dunietz, dari University of Michigan, mengatakan bahwa meskipun timnya memperkirakan bahwa RLS relatif umum pada perempuan hamil, mereka terkejut mengamati begitu banyak yang menderita bentuk yang parah.
Galit menambahkan, bahwa ibu yang mengalami gejala RLS setidaknya empat kali per minggu. Mereka menganalisis 1.563 ibu hamil dengan usia rata-rata 30 tahun, yang masing-masing berada di trimester ketiga.
RLS didiagnosis dengan menggunakan kriteria standar dari gejala dan frekuensi yang dilaporkan sendiri.
(Baca juga : Kesalahan Umum Ibu Hamil Muda yang Dapat Membahayakan Janin)
Data demografi dan kehamilan diambil dari catatan medis, dan informasi tidur dikumpulkan dengan kuesioner. Studi ini tidak menemukan bukti adanya hubungan antara RLS dan hasil persalinan.
Menurut peneliti, penyedia layanan kesehatan sering mengabaikan keluhan pasien tentang kurang tidur dan kantuk di siang hari selama kehamilan. "Gangguan tidur-bangun ini dianggap sebagai gejala umum pada kehamilan dan sering dikaitkan dengan perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan normal, namun data kami menunjukkan bahwa RLS adalah kontributor tambahan untuk gejala ini," ungkap Galit.
(Baca juga : 3 Sumber Radiasi yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil)
Peneliti menyarankan agar para dokter mampu mengidentifikasi dan melakukan pengobatan RLS pada kehamilan dengan menggunakan pendekatan non-farmakologis, yang dapat mengurangi beban gejala-gejala ini bagi banyak perempuan.