Seluruh Puskesmas di Indonesia Akan Dilengkapi Ruang Bermain Anak.

By Soesanti Harini Hartono, Rabu, 26 Juli 2017 | 01:15 WIB
Puskesmas memiliki peran penting dalam pemenuhan hak anak atas kesehatan sehingga penyelenggaraan puskesmas ramah anak yang merupakan salah satu indikator kabupaten/kota layak anak (KLA). (Santi Hartono)

Nakita.id-  Saat peringatan Hari Anak Nasional di Pekanbaru Riau (23/7), anak-anak Indonesia menyampaikan "tuntutan" kepada Presiden Joko Widodo. Salah satunya adalah permintaan tentang pelayanan kesehatan ramah anak hingga ke pelosok tanah air.

Karena itulah, peranan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menjadi sangat penting. Tidak hanya menjadi institusi pelayanan kesehatan, namun juga sebagai tempat yang mensejahterakan anak.

Sehubungan dengan hal ini, seperti yang dikutip dari Siaran Pers Nomor: B-97/Set/Rokum/MP 01/09/2016 Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia,  Puskesmas akan dilengkapi dengan Pelayanan Ramah Anak di Puskesmas (PRAP) .

PRAP akan dilengkapi ruang bermain anak, ruang tunggu yang terpisah dari ruang sakit, serta memberikan bantuan berupa alat bermain anak.

Menteri PPPA Yohana Yembise mengatakan, Puskesmas memiliki peran penting dalam pemenuhan hak anak atas kesehatan sehingga penyelenggaraan puskesmas ramah anak yang merupakan salah satu indikator kabupaten/kota layak anak (KLA), harus di lakukan secara proaktif.

Baca juga: Ini Yang Bikin Orang Jadi Pingin Berobat Ke Puskesmas

Puskesmas juga punya peranan penting sebagai garda depan pendidikan tentang gizi. Terbukti, seperti dilansir situs http://www.depkes.go.id,  Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) menyatakan status gizi Indonesia saat ini lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya cakupan ASI Eksklusif dan menurunnya angka Balita pendek (stunting) di Indonesia.

Baca juga: Kurang Gizi Bikin Perilaku Anak Jadi Buruk

Upaya perbaikan gizi dilakukan melalui pendekatan continuum of care dengan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan, yaitu mulai dari masa kehamilan sampai anak berumur 2 tahun.

Diharapkan, angka kematian bayi dan anak balita (bawah lima tahun) akibat kurang gizi di Indonesia akan berkurang dari prevalensi angka gizi buruk yang masih 5,7% dan gizi kurang 13,9%. (*)

Baca juga: Sering Ngemut Makanan Bikin Anak Jadi Kurang Gizi