Benarkah Anak yang Kecanduan Teknologi Bisa Menyebabkan Masalah Perilaku?

By Soesanti Harini Hartono, Rabu, 26 Juli 2017 | 11:00 WIB
Hasil survei mengungkapkan, anak yang menghidupkan gadget di saat mereka merasa kesepian, dan sering memeriksa gadget. Penelitian ini menemukan bahwa technoference mempengaruhi tingkah laku anak-anak. (Santi Hartono)

Nakita.id - Di era yang serba digital ini, teknologi memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, yang tak luput dari jangkauan anak-anak. Kini, anak pun bisa mengoperasikan segala jenis gadget secara lihai seperti menonton youtube, bermain game dan sebagainya.

Sebagai orangtua, apakah ini berdampak pada anak-anak kita? Satu studi menemukan bahwa orangtua yang berjuang membatasi waktu penggunaan gadget pada anak-anak mereka cenderung memiliki anak yang menunjukkan masalah perilaku.

Apa itu tandanya anak mengalami ketergantungan teknologi? Mungkin kata ’kecanduan’ menjadi gambaran yang lebih mudah. Untuk studi ini, asisten profesor di Illinois State University, Brandon McDaniel mensurvei 170 keluarga Amerika mengenai jumlah "technoference" dalam kehidupan mereka. Technoference adalah bagaimana teknologi mengganggu hubungan, interaksi, dan lain-lain.

(Baca juga : Waspada, Ini Tanda Anak Kecanduan Gadget)

Hasil survei mengungkapkan, bahwa anak merasa tersesat tanpa gadget mereka, lalu segera menghidupkan gadget di saat mereka merasa kesepian, dan sering memeriksa gadget. Penelitian ini menemukan bahwa technoference mempengaruhi tingkah laku anak-anak.

Anak-anak yang berada di rumah, di mana technoference umum terjadi lebih cenderung menunjukkan masalah perilaku seperti, merengek, mengubah perasaan ke dalam, bertindak lebih, perilaku agresif, dan perilaku negatif lainnya yang sering dikaitkan dengan pencarian perhatian.

Hal ini terjadi jika orangtua sedang sibuk dengan gadget masing-masing,  sehingga anak menggunakan alat untuk mendapat perhatian dan menggunakan apa yang mereka bisa (misalnya perilaku yang mengganggu) untuk mendapatkan perhatian lebih.

Ketika teknologi mengganggu hubungan antara orangtua dan anak, hal ini juga dapat menciptakan situasi di mana kebutuhan emosional anak tidak terpenuhi. Tidak mudah bagi setiap orangtua untuk melakukan percakapan, membacakan cerita, atau berbicara dari hati ke hati kepada anak saat mereka sibuk dengan gadget.

(Baca juga : Ciri-ciri Anak Kecanduan Gadget)

Tentunya, ini menjadi peringatan bagi setiap orangtua bahwa perangkat elektronik bisa memakan banyak waktu dan hubungan dengan anak akan terjalin buruk karena jarang saling menyapa.

Penting untuk dicatat apa yang disampaikan oleh Brandon McDaniel, "Fokuslah pada hubungan dengan pasangan dan pola asuh anak, terutama selama tahun-tahun awal, dengan tujuan akhir untuk memahami faktor individu, pasangan, dan keluarga yang memperkuat hubungan keluarga ini dan berkontribusi pada hasil positif bagi orangtua dan anak-anak."

Ia pun melanjutkan, "Bukannya tidak mungkin untuk mencabut sepenuhnya, tapi kebanyakan dari kita dapat membatasi penggunaan teknologi pada saat kita berinteraksi dengan anak-anak kita.”