Hargai "Comfort Zone" Anak yang Pemalu

By Dini Felicitas, Rabu, 26 Juli 2017 | 07:30 WIB
Meskipun anak pemalu, jangan sering menyebutnya pemalu. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Orangtua mana yang tidak ingin memiliki anak pemberani? Sayangnya, tidak semua anak terlahir dengan sifat tersebut. Beberapa anak justru tumbuh menjadi anak pemalu yang takut atau menghindari interaksi dengan orang lain, bahkan dengan teman-teman seusianya. Jika hal ini terjadi dengan anak Ibu, jangan khawatir, Bu. Berikut ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar si pemalu bisa lebih berani:

Berhenti Menyebut Anak Pemalu Tidak ada yang salah dengan sifat pemalu. Mungkin orangtua menganggap tidak ada yang salah dengan selalu menyebut anaknya pemalu. Tetapi, panggilan tersebut justru membuat anak jadi percaya kalau dirinya adalah seorang pemalu dan tidak berani melakukan hal lain. Jika terlalu sering mendengar dirinya disebut pemalu, maka anak akan semakin menganggap dirinya memang tidak bisa berinteraksi dengan orang lain. Mungkin orangtua hanya bermaksud menjelaskan kepada orang lain, tapi sebenarnya hal ini tidak perlu dilakukan. Berhenti memanggil anak pemalu dan katakan padanya kalau orangtua mencintai anak apa adanya.

Ajarkan Kepercayaan Diri pada Anak Anak pemalu biasanya lebih senang beraktivitas pada hal-hal yang disenanginya. Daripada berusaha agar anak berbaur dengan lingkungan yang ramai, sebaiknya libatkan anak pemalu ke dalam kegiatan yang mereka sukai tapi dengan orang-orang yang lebih sedikit. Misalnya, jika anak senang melukis, maka daftarkan anak ke kelas melukis yang memiliki sedikit jumlah anggota. Dengan begitu anak akan lebih mudah berinteraksi dengan mereka dan bertukar cerita mengenai minat yang sama.

Hargai Comfort Zone Anak Mengajari anak untuk keluar dari comfort zone-nya dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan dirinya, memang tidak salah. Tetapi langsung "menaruh" anak pemalu di tengah-tengah keramaian dan berharap dia akan belajar berani berinteraksi dengan orang lain, juga bukan cara yang tepat. Bisa jadi anak malah akan menarik diri dan rasa malu yang dimilikinya semakin besar. Mulailah dari kelompok kecil yang hanya terdiri atas dua atau tiga orang, biarkan anak merasa nyaman, baru mulai mencoba dengan kelompok yang lebih besar.

Tidak Masalah Merasa Cemas Anak pemberani saja kadang bisa merasa cemas atau deg-degan saat menghadapi hal baru. Jadi jangan berhenti mengingatkan anak pemalu bahwa sama sekali tidak masalah jika sesekali mereka merasa takut, cemas, sedih, dan marah saat menghadapi sesuatu. Jelaskan pada mereka kalau yang dirasakan tersebut adalah emosi normal dari manusia dan jangan lupa untuk mengajarkan cara mengatasinya.

Ajak Anak Berdiskusi Saat Membaca Cerita Berdiskusi tentang apa? Tentang emosi yang dirasakan oleh para tokoh yang ada dalam buku cerita yang dibaca. Dalam sebuah cerita biasanya terjadi konflik di antara tokoh-tokohnya. Emosi yang dirasakan saat terjadi konflik inilah yang bisa didiskusikan dengan anak. Di sini anak bisa diajarkan untuk belajar memahami emosi yang belum pernah mereka rasakan, berempati pada orang lain, bagaimana cara menyelesaikan masalah, dan yang paling penting adalah mengenal kepribadian orang lain. Begitu anak mulai lebih memahami hal-hal ini, mereka akan lebih mudah untuk berinteraksi dengan orang lain.

Nah, jadi, perlu perhatian khusus pada hal-hal tersebut saat mencoba mengatasi anak yang pemalu.