Banyak Orangtua Lupa Mengenalkan Adversity Quotient, Kecerdasan Agar Anak Tangguh

By Saeful Imam, Kamis, 27 Juli 2017 | 02:15 WIB
Mengajarkan anak mengatasi kesulitan sangat penting untuk masa depannya (Saeful Imam)

Nakita.id – Baru saja kita dikejutkan dengan kejadian dua kakak beradik yang lompat dari lantai 8 sebuah apartemen di Bandung, Jawa Barat. Seperti dilansir dari Kompas.com, kedua kakak beradik tersebut mengalami gangguan jiwa selama 8 tahun. Hal tersebut terjadi lantaran mereka depresi ditinggal sang Ibu meninggal.

Dari kasus di atas, Ibu perlu menyadari pentingnya mengasah adversity quotient (AQ). Apa itu AQ? Apakah sama dengan IQ? Jawabannya hampir mirip!  Si kecil tak hanya perlu diasah kecerdasan secara intelegensi. Namun, Ibu juga perlu mengasah kecerdasan anak untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dan sanggup bertahan hidup.

Baca juga: Enggak Nyangka, Permainan Ini Membantu Anak Menyelesaikan Masalah! 

Konsep ini dikenalkan oleh psikolog Paul G. Stoltz, Ph.D yang melihat bagaimana tingkat kegigihan seseorang dalam menghadapi masalah. Ibu dan si kecil kini dihadapkan dengan hal-hal yang serba mudah. Kondisi ini akan membahayakan anak karena ia jadi tak terbiasa berusaha sendiri. Ia jadi bergantung pada orang lain termasuk pada Ayah dan Ibunya.

Lalu apa yang perlu Ibu lakukan agar si kecil punya daya juang tinggi serta mampu mengatasi kesulitannya? Ada beberapa trik yang bisa Ibu lakukan misalnya dengan menghindari untuk memberi pujian yang salah.

Carol S. Dweck, Ph.D., seorang professor psikologi di Stanford pernah melakukan studi tentang motivasi. Hasilnya, anak yang dipuji atas hasil mereka atau kemampuan mereka cenderung berantakan saat mereka gagal. Justru, anak perlu diberi motivasi atas usaha mereka. Misalnya saat anak belajar menulis, katakan padanya bahwa kerja keras yang ia lakukan akan membuahkan hasil.

Baca juga: 8 Tugas Orangtua Agar Anak Cepat Mandiri

Ada baiknya Ibu juga membantu anak dengan memberikan langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan mereka. Menurut Jim Taylor, Ph.D., dalam bukunya Your Children Are Listening, ketika anak tahu cara melakukan sesuatu secara bertahap, hal ini akan membantu mereka lebih memahami.

Misalnya saat anak belajar memakai sepatunya sendiri. Ibu perlu hadir dan memberikan contoh langkah-langkah yang perlu si kecil lakukan hingga akhirnya ia bisa memakai sepatunya. Cara ini jauh lebih baik dibanding langsung menolongnya.

Baca juga: Tiga Penyebab Anak Kurang Mandiri 

Membiarkan anak mengalami sedikit kesulitan bukanlah hal yang salah. Ibu juga sebaiknya jangan ambil jalan pintas dengan langsung membantunya. Biarkan si kecil mengalami proses belajar dan kegagalan agar ia lebih kuat dalam menghadapi kesulitan ke depannya tanpa bantuan Ibu ataupun orang lain.