Turunkan Risiko Persalinan Caesar dengan Rutin Olahraga Saat Hamil

By Dini Felicitas, Senin, 31 Juli 2017 | 00:00 WIB
Berolahraga selama hamil mengurangi kemungkinan ibu melahirkan melalui operasi caesar. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Kabar gembira untuk para ibu hamil yang hobi berolahraga di masa kehamilannya. Menurut sebuah penelitian terbaru, berolahraga selama hamil aman untuk bayi dan bahkan dapat mengurangi kemungkinan ibu melahirkan melalui operasi caesar hingga sepersepuluh.

Meski dianggap sangat aman, operasi caesar memiliki berbagai risiko komplikasi. Pada ibu bisa terjadi infeksi atau perdarahan yang berlebihan dan potensi kerusakan organ di sekitarnya. Sedangkan risiko operasi caesar pada bayi termasuk masalah pernapasan, meski biasanya membaik dalam beberapa hari.

Pada penelitian sebelumnya, ditemukan fakta bahwa sebanyak 47% ibu hamil yang kelebihan berat badan di usia kandungan sembilan bulan, meningkatkan risiko melahirkan secara caesar. Para peneliti yakin hal ini terjadi karena banyak ibu hamil yang berat badannya semakin bertambah percaya bahwa mereka harus "makan untuk berdua" selama kehamilan, padahal kepercayaan ini tidaklah benar.

Para ahli di Queen Mary University of London melakukan penelitian terbaru dengan  menilai data dari 36 uji klinis sebelumnya. Pada penelitian ini, para peneliti melakukan analisis baru terhadap 23 ibu hamil dengan berat badan ideal, 7 ibu hamil yang kelebihan berat badan, dan 6 ibu hamil yang berpotensi kelebihan berat badan di akhir masa kehamilannya.

Penelitian yang ditulis dalam British Medical Journal ini menemukan fakta bahwa ibu hamil dengan berat badan ideal yang disarankan untuk melakukan diet dan olah raga yang disesuaikan selama kehamilan, cenderung terhindar dari operasi caesar saat melahirkan dan kelebihan berat badan. Mereka juga mengalami mengalami penurunan resiko mengalami diabetes selama kehamilan sebanyak 24%.

Untuk pola makannya, para ibu hamil disarankan melakukan diet yang membatasi minuman manis dan beralih ke produk susu rendah lemak, serta lebih banyak mengonsumsi buah dan sayuran. Sementara untuk program olahraga meliputi kelas aerobik, bersepeda di gym, dan beberapa latihan angkat beban. Hasilnya menunjukkan bahwa diet yang dikombinasikan dengan aktivitas fisik secara signifikan mengurangi kenaikan berat badan ibu hamil rata-rata sebanyak 0,7 kg dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak menjalani diet dan olahraga.

Berhenti Saat Merasa Tidak Sehat Profesor Shakila Thangaratinam, dari Queen Mary University, mengatakan banyak anggapan salah yang menyebutkan kalau ibu hamil tidak boleh berolahraga karena bisa membahayakan bayinya. "Tapi melalui penelitian ini kami menunjukkan bahwa bayi tidak terpengaruh oleh aktivitas fisik atau diet, dan bahkan memiliki manfaat tambahan, termasuk mengurangi kenaikan berat badan ibu hamil, resiko diabetes pada kehamilan, dan resiko operasi caesar. Diet dan olahraga harus mulai menjadi bagian dari nasihat rutin dalam kehamilan."

Royal College of Obstetricians and Gynecologists menyarankan agar ibu hamil melakukan latihan aerobik selama 30 menit sehari, seperti berlari, berenang dan menari. Namun Royal College mengatakan, ibu hamil seharusnya tidak berharap memiliki kondisi yang sama seperti sebelum hamil dan mereka harus segera berhenti berolahraga begitu merasa tidak sehat atau ada yang tidak beres dengan tubuh dan kehamilannya.