Nakita.id- Terus terang Ayah-Ibu, banyak kata dan kalimat yang sering terlontar dari kita kepada anak dengan maksud memberinya motivasi atau pujian. Tetapi ternyata, ada kalimat-kalimat yang kalau kita lontarkan justru mengganggu anak, paling tidak secara psikis dan emosi.
Kita tentu tak mengira bukan, namun agar ke depannya hubungan dengan anak tidak terganggu, yuk, kita mulai belajar untuk selalu memberikan kata dan kalimat yang bisa membuat anak-anak kita menjadi anak bahagia, merdeka, dan berprestasi.
3. "Kamu baik-baik saja." Saat anak menyeka kotoran di lututnya dan menangis tersedu-sedu, karena terjatuh. Orangtua dengan spontan akan mengatakan, “Kamu baik-baik saja…” dengan tujuan berempati. Tahukah jika perkataan kita itu membuatnya semakin terpuruk. “Anakmu menangis itu karena dia tidak baik-baik saja," kata Psikolog Anak Dr. Berman. orangtua membantunya memahami dan mengatasi emosinya, tidak menguranginya. Sini nak, ayah bantu. Ayah obati ya…”. Kata ini, singkat, tegas, dan sangat mengena. Mengena langsung ke sanubarinya. Karenanya kata ini adalah sebuah kata booster untuk seseorang supaya berupaya melakukan sesuatu lebih cepat. Tapi kata seperti itu menurut Linda Acredolo, Ph.D., penulis Baby Minds (, membuat anak mendapat tekanan tambahan. Lebih baik embutkan nada suara dengan mengatakan, "Ayo cepat, nak." Dengan demikian pesan yang sampai kita dan anak berada di sisi yang sama.
iet" Kata ini, baik dengan kalimat “Ayo dong diet,” “Sedang diet, kan?”, intinya sama saja. Hindari dilontarkan kepada anak. Sebab menurut Marc S. Jacobson, MD, Profesor Pediatri dan Epidemiologi di Nassau University Medical Center, di East Savanah, "Saya makan sehat karena saya suka," atau .
idak mampu melakukannya." Jayne Pearl, penulis Kids and Money (ebaliknya bisa membuat anak tidak percaya diri, malas, takut untuk melakukan sesuatu hal.
Kalimat ini sebenarnya paling sulit dipahami anak terutama di usia balita. Mengapa? Jangan lupa, Bu, kita sering mendongengkan tentang kepahlawanan polisi dan petugas pemadam kebakaran. Bila mengikuti aturan ini, anak-anak bisa bingung karena mereka tidak kenal dengan mereka.
Peraturan dari orangtua memungkinkan anak malah menolak bantuan petugas polisi atau petugas pemadam kebakaran, karena dirinya tidak kenal,” jelas Nancy McBride, Direktur Eksekutif Pusat Nasional untuk Anak Hilang & Tereksploitasi, Kantor Wilayah Florida, di Lake Park.
Menurut Deborah Carlisle Solomon, penulis buku Baby Knows Best, Raising a Confident and Resourceful Child Using The Resources for Infant Educarers Way ( Little Brown and Company, Los Angeles 2015), kalimat ini membingungkan anak dan membuat konsentrasi anak yang sedang melakukan aktivitas jadi buyar. Jadi ika kita merasa cemas dengan apa yang dilakukan anak, dekati anak, perhatikan saja, dan bersiap-siaplah untuk melakukan penyelamatan hanya bila dibutuhkan anak. buah, es krim, kue, kecuali kamu habsikan makannya terlebih dahulu.” Apakah anak akan menuruti keinginan kita untuk menghabiskan makanannya? Tidak. Justru yang sering terjadi anak memilih meninggalkan makanannya. Menurut David Ludwig, MD, Ph.D., Direktur dari New Balance Foundation Obesity, yaitu upaya anak mau makan sebaiknya mengucapkan, “Yuk kita habiskan dulu makanan ini. Setelah itu baru makan es krim. Oke?”
alok atau menyelesaikan teka-teki, jangan berlebihan untuk membantunya.. Karena hal itu menurut Myrna Shure, Ph.D., Profesor Emeritus Psikologi di Drexel University di Philadelphia, hal ini malah bisa melemahkan independensi anak. Jika ingin membantunya, Menurut kamu, balok yang ini diletakan dimana ya? Coba yuuk..” (*)