Pekan ASI Dunia 1-7 Agustus: Pentingnya Ibu Menyusui Eksklusif Sejak Bayi Lahir

By Soesanti Harini Hartono, Jumat, 4 Agustus 2017 | 10:30 WIB
Ibu yang memberikan ASI kepada bayinya akan menghindarkan bayi dari infeksi saluran pernapasan, risiko diabetes yang diturunkan hampir 40%, infeksi saluran pencernaan, asma, obesitas, dan alergi pada anak. (Santi Hartono)

Nakita.id - 1000 hari pertama kehidupan yang dimulai dari konsepsi hingga bayi dilahirkan membutuhkan pemberian nutrisi terbaik. Yang terpenting adalah di tahun pertama dan tahun kedua anak bisa mencapai pertumbuhan optimal.

“Jangan biarkan gizi buruk menimpa ibu yang sedang hamil, karena ada yang namanya anak lahir pendek yang dasarnya bukan karena keturunan, tetapi nutrisi. Ibu hamil yang kekurangan nutrisi tidak hanya memiliki masalah pada sistem imun, tetapi juga bermasalah dengan organ ginjal dan lain-lain. Selain itu ada risiko bayi yang dilahirkan memiliki berat lahir rendah,” ujar Dr.dr. Ali Sungkar, SpOG (K) yang ditemui dalam acara peluncuran kampanye “Anmum Celebrate The Extraordinary” di Raffles Hotel, Jakarta kemarin (01/08).

Baca juga : Manfaat ASI Bagi Bayi

Untuk efek jangka panjang, bisa dimulai dari perkembangan otak, di mana anak akan mengalami gangguan kognitif (belajar, bicara, berjalan), sistem imun, mudah sakit hingga pertumbuhan janin terhambat. Fungsi-fungsi organ yang berkaitan dengan ginjal bisa menyebabkan hipertensi muda.

Ibu yang tidak memberikan ASI kepada bayinya akan menyebabkan infeksi saluran pernapasan, risiko diabetes yang diturunkan hampir 40%, infeksi saluran pencernaan,  asma, obesitas, dan alergi pada anak.

Untuk ibu, Dr. dr. Ali Sungkar menyarankan untuk tidak takut gemuk. Faktanya, kebutuhan nutrisi selama hamil membutuhkan 300 kalori, tetapi begitu ibu menyusui maka kalori yang dibutuhkan bertambah menjadi 650 kalori lebih tinggi untuk mencakup kebutuhan nutrisi bayinya.

Baca juga : Dampak Positif Memberikan ASI Hanya dalam Periode Singkat

“Namun menurut dari penelitian, selama ibu menyusui, maka berat badan akan cenderung menurun 450 gram atau sekitar 2 kilogram setiap minggunya dengan catatan konsumsi air ibu juga bertambah 200 CC,” tambah dr. Ali.

Selain itu, ibu menyusui juga menurunkan risiko terhadap kanker payudara, kanker ovarium karena terkait dengan estrogen.

Ibu yang menyusui secara eksklusif mungkin tidak bisa haid karena oksitosin akan melakukan penekanan, estrogen tidak produksi sehingga dianggap sebagai KB alami.

Biasanya ibu yang baru melahirkan tidak mengalami masa haid untuk sementara selama tujuh bulan. Itu normal dan bisa berubah ketika bayi mendapat makanan tambahan selama enam bulan, jarak menyusui berubah dan mendapatkan air lagi.

Baca juga : Riset: ASI Belum Tentu Memberikan Manfaat Besar untuk Kognitif Anak

Sementara, diabetes dan penyakit jantung koroner juga bisa diturunkan risikonya bila ibu menyusui bayi secara eksklusif.

Tapi yang perlu diingat, susu formula tidak akan pernah bisa menggantikan ASI. “Semua bisa dibuat, mulai dari protein, air, karbohidrat, DHA, lemak, vitamin.

Tapi apa yang tidak bisa digantikan? Jawabannya fungsi dari antibodi, hormonal, anti virus, anti parasit yang ada di dalam ASI. Inilah yang tidak bisa digantikan pada susu formula. Jangan ragukan manfaat besar ASI,” tambah dr. Ali.

Ibu juga harus waspada terhadap mitos-mitos yang beredar seputar menyusui bayi. Penting untuk dicatat, bahwa bayi prematur yang tidak bisa disusui adalah mitos belaka. Menurut penelitian, bayi lahir prematur yang paling dibutuhkan adalah ASI.

Bila bayi lahir normal, lambungnya mungkin hanya sebesar jempol tangan, dan aktivitas lambungnya akan meningkat sesuai dengan perkembangannya.

Jadi untuk hari pertama, bayi biasanya hanya membutuhkan 3-5 cc ASI. Jangan berharap ibu dapat memberikan ASI terlalu banyak. Tapi yang dipentingkan adalah komposisi dan bahan-bahan dalam ASI tadi.

Baca juga : Manfaat ASI untuk Ibu dan Bayi

Hati-hati juga bila Ibu ingin menggunakan dot atau empeng pada bayi, karena ia akan mengalami yang namanya bingung puting.

Jadi jika mau, jangan suapkan ASI-nya dengan menggunakan dot. Mitos selanjutnya, ibu tidak akan memiliki cukup ASI untuk bayinya atau ibu berpayudara kecil tidak akan mencukupi asupan ASI bayi.

Faktanya, ibu akan menghasilkan ASI yang semakin meningkat, sesuai yang dibutuhkan anak. Bila di Indonesia mungkin ibu menyusui bisa mengonsumsi daun katuk atau vitamin B dan lain-lain untuk menambah jumlah ASI.

Jadi, ibu yang menyusui secara eksklusif untuk bayinya sangat disarankan oleh setiap dokter. Selain itu, hindari penggunaan dot atau empeng sejak bayi lahir ya, Bu, agar perkembangan si kecil lebih sehat dan bahagia. (*)