Nakita.id - Menyusui secara eksklusif tidak bisa dimungkiri membawa manfaat besar bagi ibu dan bayi sekaligus. Salah satunya yang paling menguntungkan ibu ialah cepat memulihkan keadaan fisik dan psikis setelah melahirkan. Berikut adalah panduan langkah demi langkah bagi ibu baru yang menyusui.
Saat diperbolehkan pulang ke rumah dan mencoba menyusui bayi, mungkin ia menolak makan karena kebingungan puting susu. Namun, walau sudah terus berusaha menyiapkan rutinitas menyusui selama dua bulan dan ternyata gagal bisa jadi akibat bayi tidak mampu melekat payudara dengan benar.
Akibatnya, anak bisa sering jatuh sakit, menjadi lesu dan tidak aktif dibandingkan anak-anak seusianya. Salah satu alasan mengapa beberapa ibu tidak bisa menyusui anaknya adalah pendarahan yang berlebihan setelah melahirkan.
Faktanya, menyusui tepat setelah melahirkan tidak hanya membantu melindungi bayi dari infeksi dan penyakit tapi juga membantu rahim ibu berkontraksi dan mengendalikan pendarahan pascapersalinan.
(Baca juga : Tidak Hanya Cegah Kanker, Ini 6 Manfaat Menyusui Lainnya)
"Untuk menyusui dengan sukses, perempuan membutuhkan bantuan dan dukungan praktis dari semua kalangan, terutama penyedia layanan kesehatan. Ini berarti, perempuan membutuhkan informasi yang akurat tentang pemberian makanan bayi dan anak yang optimal dan konseling yang tepat untuk melindungi dan mendukung pemberian ASI," kata Joyce Jayaseelan, Konsultan Laktasi di Rumah Sakit Fortis Bannerghatta Road.
Ahli obstetri memperingatkan para ibu tentang dampak kesehatan dari menyusui dan untuk memastikan bahwa ibu dan bayi mendapat perawatan yang tepat setelah kelahiran," tambah Joyce.
Bagi ibu dengan kondisi yang mengalami pendarahan, menyusui langsung membantu mengendalikan tubuh lebih cepat, menghentikan pendarahan pascapersalinan, membantu bayi mengatasi masalah pelekatan dan berjalan dengan pengalaman menyusui yang lancar.
(Baca juga : Ibu, Tolong Susui Anak Sampai 2 Tahun! Ini Manfaatnya yang Tak Terduga)
Mungkin beberapa rumah sakit, pakan pertama yang diberikan kepada bayi adalah susu formula karena ibu belum pulih dari operasi, kehilangan darah, suplai susu rendah, dan lain-lain. Kelemahan susu formula tersebut adalah tidak memiliki antibodi penanggulangan infeksi maternal yang ada di sana.
Tidak ada susu formula yang bisa menduplikat komposisi ideal ASI. Melengkapi ASI dengan susu formula biasanya tidak dianjurkan, meskipun akan sangat membantu jika ibu sakit atau berencana untuk kembali bekerja dalam waktu enam bulan setelah kelahiran bayi.
(Baca juga : Dampak Positif Memberikan ASI Hanya dalam Periode Singkat)
Terlalu banyak ketergantungan pada susu formula menyebabkan peningkatan risiko diare, infeksi pernafasan, kekurangan gizi karena sejumlah protein, lemak, vitamin dan mineral.
Susu formula juga memiliki kandungan garamnya lebih tinggi dan lebih rendah kalsium yang bisa menyebabkan alergi, intoleransi susu, penyakit kronis, obesitas, skor yang lebih rendah dalam tes IQ. Pemberian susu formula dikaitkan dengan hasil kesehatan yang buruk bagi ibu dan bayi.