Bayi di Australia Disebut sebagai Pengguna Antibiotik Terburuk, Ini Penjelasannya

By Saeful Imam, Selasa, 8 Agustus 2017 | 02:30 WIB
Beda Vaksin yang Bikin Demam dan yang Tidak (Dini)

Nakita.id - Sebuah penelitian mengungkapkan, bayi-bayi Australia diberi antibiotik pada tingkat dosis yang jauh lebih tinggi daripada negara industri lain.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik secara berlebihan memicu kondisi kesehatan darurat dengan menciptakan risiko yang mematikan.

Studi Lembaga Penelitian Murdoch Children menemukan separuh bayi Australia terpapar antibiotik pada tahun pertama kehidupan mereka. Tingkat rata-rata resep antibiotik yang diresepkan hampir dua kali lipat daripada Jerman dan 360 persen lebih tinggi daripada di Swiss.

Italia adalah satu-satunya negara dari delapan yang diperiksa untuk mendalami kasus bayi mengonsumsi antibiotik dengan dosis yang lebih tinggi. Anak-anak Australia yang memiliki saudara kandung lebih cenderung diberi antibiotik.

Periset mengatakan sepertiga dari antibiotik diberikan untuk infeksi telinga, menurut institusi tersebut. Antibiotik pada umumnya tidak efektif dan biasanya dapat dihindari.

Penulis penelitian Profesor David Burgner juga mengatakan bahwa proporsi antibiotik yang signifikan tampaknya diresepkan untuk infeksi virus, yang tidak merespons antibiotik.

Profesor David mengatakan bahwa resep antibiotik secara berlebihan menjadi perhatian utama, bukan hanya karena meningkatnya resistansi obat di seluruh dunia, namun juga karena adanya dugaan hubungan antara antibiotik, asma dan obesitas di masa kecil.

Studi tersebut mengidentifikasi tekanan orangtua sebagai faktor yang mendorong pemberian resep yang tidak tepat, namun dokter yang terlalu berhati-hati juga bisa menjadi faktor pendukung.

"Hal utama yang mendorong penggunaan antibiotik secara berlebihan adalah rasa takut," kata Profesor Penelope Bryant, ketua Australasian Society for Infectious Diseases.

"Ini adalah ketakutan bagi orangtua bahwa anak mereka sangat tidak sehat. Dan menjadi ketakutan dari dokter, yang sering merasa bersalah dan ada anggapan bahwa sesuatu yang serius akan terjadi pada anak itu," tambah Penelope.

"Kami juga tinggal di masyarakat yang sangat sadar hukum dan saya pikir selalu ada ketakutan di antara dokter jika mereka salah, mereka akan menjadi konsekuensi dari sudut pandang hukum."

Namun Profesor Peter Vuillermin, seorang dokter anak yang juga memimpin penelitian bayi, memperingatkan terhadap "GP bashing".