Nakita.id - Keguguran bisa terjadi karena berbagai sebab. Tetapi penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim dari Keenan Research Center for Biomedical Science di Rumah Sakit St Michael di Ontario menemukan satu penyebab pasti mengapa ibu hamil mengalami keguguran.
Tim peneliti menemukan bahwa keguguran bisa terjadi akibat sistem kekebalan tubuh ibu bereaksi terhadap sel janinnya seolah-olah mereka adalah benda asing yang berbahaya dan mengirim antibodi untuk menyerang dan menghancurkannya. Hal Ini disebut fetal and neonatal alloimmune thrombocytopenia atau FNAIT. Selain bisa menyebabkan keguguran, pada bayi yang lahir hidup, FNAIT dapat menyebabkan perdarahan di otak yang mengakibatkan kecacatan seumur hidup atau kematian.
“Sel pembunuh alami normal ada dalam kehamilan dan diperlukan untuk perkembangan plasenta awal pada manusia dan mamalia lainnya, namun jumlah mereka dalam plasenta harus menurun pada tahap akhir kehamilan. Dalam penelitian kami untuk kasus FNAIT, ditemukan bahwa sel pembunuh alami tidak mengalami penurunan, namun justru menjadi lazim dan aktif,” peneliti utama penelitian, Dr. Heyu Ni, menjelaskan.
FNAIT diketahui terjadi pada sekitar satu dari setiap 1.000 kelahiran hidup. Meski tidak diketahui angka pasti berapa banyak ibu yang keguguran akibat FNAIT, namun mereka memperkirakan sebanyak 2%-3% perempuan berisiko terkena FNAIT dan sampai 30% dari mereka yang mengalami keguguran.
Penelitian ini dilakukan menggunakan tikus, yang secara biologis mirip dengan manusia. Sebelumnya, para ilmuwan sudah mengetahui bahwa sel pembunuh alami -sejenis limfosit, yang merupakan sel darah putih dalam sistem kekebalan- memiliki efek perlindungan pada kehamilan. Sel pembunuh alami tersebut memainkan peran penting dalam mempertahankan janin melawan virus dan penyakit yang bisa mengganggu perkembangannya pada tahap awal kehamilan.
Namun, para peneliti menemukan bahwa pada tikus hamil dengan FNAIT, respons kekebalan mereka juga memicu pengaktifan sel pembunuh alami dan menargetkan sel yang berinteraksi dengan protein ayah, termasuk trofoblas -yaitu sel yang bertanggung jawab atas perkembangan dan pertumbuhan plasenta.
Serangan kekebalan ini dapat menyebabkan plasenta berubah bentuk dan dapat mengganggu aliran nutrisi ke janin -yang keduanya dapat membatasi pertumbuhan bayi di rahim dan meningkatkan kemungkinan keguguran.
Pilihan Pengobatan Untuk mengatasi FNAIT, tim peneliti menyarankan dua pilihan pengobatan yang dapat secara efektif mencegah keguguran. Pertama adalah menggunakan intravenous immunoglobulin G (IVIG), yaitu produk darah yang disiapkan dari gabungan plasma dari lebih dari 1.000 donor sehat.
IVIG dapat memblokir sensor sel pembunuh alami, membuat mereka bingung dan mencegah penargetan sel plasenta, serta menurunkan antibodi anti-janin pada ibu. Tapi untuk mengobati FNAIT secara efektif, obat ini perlu digunakan dalam dosis tinggi yang membuatnya sangat mahal.
Di laboratorium, tim juga menguji terapi lain, yang menjadi pilihan pengobatan kedua, yaitu dengan menargetkan sel reseptor untuk memblokir aktivasi sel pembunuh alami. Menurut Dr. Ni, pilihan ini lebih murah dan mungkin lebih efisien daripada IVIG.
Namun yang menjadi masalah adalah jika memblokir seluruh sel pembunuh alami dari tubuh, hal ini sebenarnya tidak disarankan karena sel pembunuh juga berperan penting di awal perkembangan plasenta. Karena itulah penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk menentukan apakah perawatan sel pembunuh antialami baru ini akan efektif pada manusia.
“Dengan memahami apa yang menyebabkan berkurangnya pertumbuhan janin dan keguguran dalam kasus FNAIT, kami selangkah lebih dekat untuk dapat mengidentifikasi kasus FNAIT lebih awal dan mengurangi jumlah keguguran akibat dari penyakit ini,” kata Dr. Ni.