1 dari 7 Balita Alami Kerusakan Gigi karena Kelalaian Orangtua

By Dini Felicitas, Minggu, 27 Agustus 2017 | 23:15 WIB
Satu dari tujuh balita mengalami kerusakan gigi. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Menjaga kesehatan gigi anak merupakan hal yang sangat penting, termasuk pada balita. Berdasarkan sebuah hasil penelitian terbaru, ditemukan bahwa satu dari tujuh balita mengalami kerusakan gigi.

Para ahli mendapatkan angka sekitar 14% anak berusia tiga tahun memiliki gigi yang membusuk, hilang, atau ditambal. Mereka khawatir orangtua tidak menyadari pentingnya menyikat gigi anak-anak mereka sebagai bagian dari tanggung jawab orangtua membesarkan keluarga.

“Orangtua tidak menyadari bahwa mereka harus memulai sejak awal. Kami menemukan beberapa anak berusia lima sampai tujuh tahun yang memiliki lima bahkan sampai sembilan gigi yang harus dicabut sekaligus. Melihat hal ini, menyikat gigi mungkin bukan dianggap sebagai prioritas tertinggi dalam sehari,” kata Maria Morgan dari Universitas Cardiff, penulis studi ini.

Penelitian dilakukan dengan menganalisis 1.400 orangtua. Dari jumlah tersebut, 75% orangtua menyikat gigi anak-anak mereka seperti yang direkomendasikan, yaitu dua kali sehari. Namun, karena 25% yang gagal memastikan kebersihan gigi anak-anak mereka, menyebabkan sebanyak 14% anak berusia tiga tahun memiliki gigi yang busuk, hilang, atau ditambal.

Menurut Morgan, orangtua banyak yang tidak menyadari bahwa menyikat gigi harus dimulai lebih awal. Dari berbagai kewajiban yang harus dilakukan, menyikat gigi ternyata bukan menjadi prioritas tertinggi, dan pesan mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi tidak sampai ke semua orangtua.

"Ada beberapa anak yang memiliki gigi yang dicabut dengan anestesi umum, kira-kira 8.000 anak setahun. Seharusnya jumlahnya tidak sebanyak itu," ujar Morgan.

Seorang ibu asal Bridgend, Wales Selatan, membenarkan pendapat Morgan ini. Leah Ennis berkata bahwa dia sama sekali tidak memiliki petunjuk mengenai bagaimana menjaga agar gigi anak-anaknya tetap sehat saat melahirkan anak pertamanya.

“Saya tumbuh dewasa dengan diajari menjaga kebersihan gigi yang baik, sehingga saya bisa menularkan ke anak-anak saya. Tapi tidak semua orang seperti saya," katanya. Informasi ini bisa diberitahukan sejak masa kehamilan. Jika orangtua tidak diberitahu, mereka tidak akan berinisiatif untuk mencari informasinya sendiri.