Waspada! Muncul Akun Facebook Pedofilia ‘Pecinta Kaus Dalam Singlet Anak SD’ yang Mengincar Anak Laki-laki

By Soesanti Harini Hartono, Rabu, 30 Agustus 2017 | 22:30 WIB
Ilustrasi Facebook (Santi Hartono)

Nakita.id – Kasus pedofilia di internet nampaknya perlu perhatian khusus sebab semakin banyak bermunculan akun di media sosial yang menunjukkan pelaku-pelaku pedofilia. Salah satunya adalah Facebook Fanpage yang diberi nama ‘Pecinta Kaus Dalam Singlet Anak SD’.

Akun yang kini sudah tidak bisa dilihat lagi sempat memiliki member sekitar 376 orang. Tanpa rasa takut, para member saling berbagi foto anak yang hanya menggunakan kaus dalam saja. Para pedofil tampak terangsang dengan kaus dalam yang digunakan oleh anak-anak khususnya anak laki-laki.

Baca juga: Catat! Ini Ciri-ciri Seseorang Mengidap Pedofilia yang Membahayakan Anak 

Hingga saat ini, belum ada pelaporan atau tindakan kepolisian yang lebih lanjut. Namun, para netizen sempat meminta agar para pedofil di akun tersebut ditangkap dan meminta pihak Facebook menutup akun yang membuat para Ibu khawatir.

Melihat kasus ini, ada baiknya para Ibu lebih berhati-hati dalam mengunggah apapun ke media sosial terutama foto anak yang bersifat privat. Keterbukaan informasi akan membuat orang lain dengan mudah menemukan foto si kecil dan mungkin digunakan untuk hal yang buruk seperti yang terjadi di akun Facebook tersebut.

Untuk itu, ada baiknya Ibu memahami beberapa aturan yang sebaiknya kita pahami sebelum mengunggah foto atau video anak di media sosial.

Baca juga: Anaknya Diincar Pedofil, Nafa Urbach Geram

1. Jangan terlalu sering mengunggah

Mengabadikan momen tertentu pastinya penting dan baik untuk dilakukan. Misalnya saat anak sedang berulangtahun. Ibu memang sebaiknya memilih foto spesial saja untuk diunggah. Terlalu banyak foto atau video yang diunggah juga pastinya membuat anak merasa tidak nyaman.

Baca juga: Ini Cara Ajari Anak Melindungi Diri dari Pedofilia 

2. Unggah hal-hal yang positif saja

Tak jarang, orangtua mengunggah foto/video yang kurang elok dilihat. Contoh, video anak bicara kasar, anak memukul hewan, atau anak mengamuk. Padahal, medsos harusnya digunakan untuk pencitraan positif anak, sehingga anak bisa termotivasi, merasa bangga, dan senang termasuk saat anak sedang tidak berpakaian lengkap.

3. Atur privasi di akun media sosial

Jangan biarkan orang lain yang tak mengenal Ibu bisa mengakses foto-foto yang diunggah. Segera setel mode private atau hanya untuk orang-orang yang berteman dengan Ibu di media sosial. Cara ini akan mencegah orang tak bertanggung jawab yang menggunakan foto si kecil. (*)