Ini Pendapat Soraya Larasati Tentang Bau Tangan Karena Sering Menggendong Bayi

By Saeful Imam, Kamis, 31 Agustus 2017 | 08:15 WIB
Ini Pendapat Soraya Larasati Tentang Bau Tangan Karena Sering Menggendong Bayi (Saeful Imam)

Nakita.id - Istilah ‘bau tangan’ karena terlalu sering menggendong bayi kini masih memunculkan pertanyaan, “Ini mitos atau fakta?”

Ini pula yang sedang dipertanyakan artis sekaligus model Soraya Larasati yang belum lama melahirkan anak kedua bernama Dzaka Rajendra Ismail Amaldi.

Dalam akun Instagramnya, ia berpendapat bahwa kegiatan bayi tak lain hanyalah menyusu dan tidur. Selain itu, bayi memang suka berada di dalam dekapan ibunya karena membuatnya lebih nyaman dan merasa dilindungi.

(Baca juga : Jangan Menggendong Bayi Sebelum Tidur, Ini Alasannya)

“Aku pribadi sangat menikmati moment menggendong baby yang masih mungil seperti sekarang dengan berbagai jenis gendongan kekinian zaman sekarang... Pertama, karena bikin baby gak banyak nangis atau anteng... Kedua, selama dalam dekapan kita jadi bisa aman sambil ngawasin kakaknya maen atau dapat sembari melakukan aktivitas lain,” tulisnya pada caption foto.

 

Namun, Soraya juga menyarankan kepada para ibu untuk menggendong bayi tetap pada takarannya, jangan kurang, jangan berlebihan juga. Gendonglah bayi sesuai kebutuhan.

Kalo baby newborn sampai belum bisa berjalan memang harus sering digendong karena dia belum bisa menopang badannya sendiri tapi tidak setiap saat.”

(Baca juga : Ternyata, Ada Keuntungan Menggendong Bayi di Pinggul)

Ibu berusia 31 tahun ini menjelaskan, tangisan bayi memiliki banyak arti, bisa jadi lapar, haus, tidak nyaman dengan lingkungan, mengantuk dan sebagainya.

Itu sebabnya, pembangunan ikatan dini antara ibu dan anak harus benar-benar terjalin. Apa tujuannya? Salah satunya untuk lebih mengenal dan membaca sebab tangisan anaknya. Jadi mendekap bayi adalah sebuah kebutuhan, bukan membuat seorang anak menjadi manja.

“Nah memang yang berlebihan itu yang tidak baik, misalnya di umur anak sudah 3 tahun sudah bisa berjalan dan berlari kemana-mana harus digendong... atau ketika si baby sudah tidur nyenyak masih terus digendong berjam-jam padahal sudah tidak diperlukan... Jadi tetap biarkan motorik anak harus dilatih dengan kita memberikan stimulus, dengan membiarkan ia berbaring, belajar tengkurap atau mungkin pelan-pelan merangkak bahkan belajar berjalan... Tidak harus selalu digendong kalau memang tidak dibutuhkan,” tutup Soraya.

(Baca juga : 4 Alasan Penting Ibu Harus Segera Menggendong Bayi Saat Sedang Menangis)

Menurut Psikolog Viera Adella, M.Psi mengatakan bahwa setiap Ibu secara naluri memang akan lebih suka menggendong bayinya untuk mendapatkan kedekatan dan kelekatan dengan sang buah hati.

Selain itu, bayi pun juga butuh digendong oleh Ibunya sebab kegiatan itu merupakan salah satu bentuk perhatian dan kepedulian kita terhadap si bayi.

Disadari atau tidak, menggendong adalah perilaku melindungi yang tidak “kaku” dan terbatas. Menggendong bisa menjadi kegiatan yang sangat kreatif dan bisa dimodifikasi dalam berbagai bentuk, yang disesuaikan dengan tumbuh-kembang dan kematangan anak.

Tak hanya itu, perlu diketahui bahwa pada orang dewasa menggendong dijadikan simbol kasih sayang. Maka, tidak masalah jika bayi sering digendong ibunya karena untuk tujuan memenuhi kebutuhan si kecil.