Pengaruh Buruk Gadget pada Anak Begitu Nyata, Segera Cegah Sebelum Menyesal!

By Dini Felicitas, Selasa, 26 September 2017 | 03:00 WIB
Kecanduan gadget bisa membuat anak enggan melakukan aktivitas fisik. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Berbagai jenis media, baik televisi, komputer, maupun smartphone, bisa membuka wawasan dan memberi informasi berguna bagi kita. Namun, sayangnya penggunaan media secara berlebihan juga bisa berdampak negatif bagi anak-anak.

Beberapa waktu lalu, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan rekomendasi terbarunya sehubungan dengan pemberian gadget canggih bagi anak. Salah satunya adalah anjuran bagi orangtua untuk sangat membatasi akses media bagi anak-anak berusia di bawah 2 tahun. Selain itu, orangtua juga diimbau untuk selalu mendampingi anak saat mengakses media, dengan cara mengajak anak menonton bersama, menjadi teman bicara, serta menjelaskan pada anak seputar hal yang mereka tonton.

Sementara untuk anak berusia 2-5 tahun, AAP menganjurkan agar orangtua membatasi waktu menonton agar tidak lebih dari 1 jam per hari, mendampingi anak saat menonton, serta bermain gadget bersama anak jika memungkinkan. Di luar itu, orangtua diharapkan bisa mengajak anak melakukan aktivitas lainnya yang menyehatkan tubuh dan pikiran mereka. Sebaiknya orangtua juga memilihkan media yang tepat untuk anak, yaitu yang sifatnya interaktif, tidak ada muatan kekerasan, edukatif, dan prososial.

Pembatasan media atau "diet media" untuk anak sangat penting sebab jika berlebihan bisa berpengaruh buruk terhadap anak-anak, antara lain adalah:

* Anak tidak mendapat cukup tidur Anak-anak kecil yang terlalu lama mengakses media atau yang memiliki perangkat seperti televisi, komputer, atau ponsel di kamarnya cenderung tidur lebih larut dan waktu tidurnya juga lebih sedikit. Bahkan bayi pun bisa mendapatkan stimulasi berlebihan dari pancaran sinar di layar, sehingga waktu tidurnya jadi berkurang.

* Keterlambatan perkembangan Anak-anak yang terlalu banyak menonton televisi di masa bayi dan batita bisa mengalami keterlambatan dalam kemampuan pemusatan perhatian, berpikir, bahasa, dan sosial. Keterlambatan ini dapat terjadi karena anak jarang berinteraksi dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Sementara orangtua yang selalu menonton televisi atau terlalu berfokus pada media digital di hadapannya dapat kehilangan momen berharga untuk berinteraksi dengan anak-anak dan membantunya belajar hal-hal baru.

* Obesitas Terlalu sering mengakses media selama masa batita bisa meningkatkan risiko anak mengalami pertambahan berat badan berlebihan serta obesitas. Iklan-iklan makanan dan camilan yang muncul di televisi dapat mendorong anak untuk mengonsumsinya sehingga mengalami obesitas. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering mengakses media ataupun gadget cenderung kurang aktif bergerak dan jarang bermain dengan teman-temannya di luar rumah.

* Gangguan perilaku Muatan kekerasan yang ditayangkan di televisi maupun media digital bisa membuat anak ketakutan atau kebingungan karena tidak bisa memahami dan memproses apa yang mereka saksikan. Tidak mustahil juga mereka akan meniru-niru aksi karakter yang mereka lihat tanpa memahami bahwa adegan di televisi itu sebenarnya hanya rekayasa.

Agar usaha "diet media" dapat efektif, berikut ini adalah tips yang bisa dilakukan oleh para orangtua maupun pengasuh di rumah:

* Jangan terbawa arus untuk memperkenalkan teknologi sedini mungkin pada anak. Pada usia yang tepat, anak bisa belajar teknologi dengan cepat sehingga tidak akan ketinggalan dari teman-temannya. * Pantau media yang sering digunakan anak, baik itu aplikasi maupun video yang ia tonton di internet. Tes aplikasi untuk anak sebelum mengizinkan mereka menggunakannya, ajak mereka bermain bersama, dan tanyakan pendapat mereka tentang aplikasi tersebut. * Matikan televisi atau perangkat lainnya saat tidak digunakan, sehingga tidak mengganggu interaksi antara orangtua dan anak saat bermain bersama. Hal ini sangat penting bagi perkembangan bahasa dan sosial-emosional si Kecil. * Pastikan tidak ada sentuhan teknologi di kamar tidur, saat makan bersama, dan saat orangtua bermain bersama anak. Hal ini berlaku bagi anak dan orangtua. * Hindari mengizinkan anak menonton atau mengakses media satu jam sebelum tidur. Pastikan anak tidak membawa gawai ke dalam kamar. * Hindari menggunakan media sebagai cara untuk menenangkan si Kecil, misalnya saat menjalani prosedur medis atau selama penerbangan. Sebab, hal ini bisa berpengaruh terhadap kemampuan anak untuk mengelola emosinya.

Selamat melakukan "diet media" di rumah!