Nakita.id - Banyak mitos yang beredar mengenai penggunaan pil KB. Begitu pula tentang seberapa efektif pil KB dalam hal mencegah kehamilan.
Disebut juga dengan pil darurat, "morning pill" memang alat kontrasepsi yang ditujukan untuk mencegah kehamilan saat lupa menggunakan kontrasepsi ketika berhubungan seksual.
General Manager Family Planning & Reproductive Health DKT Indonesia Aditya Anugrah Putra mengatakan pil darurat bukanlah untuk aborsi.
Dalam artian, bila sudah terjadi pembuahan, maka kehamilan tidak bisa dicegah.
(Baca juga : Pil KB Bikin Cantik)
Perlu diketahui, dibutuhkan waktu sekitar 72 jam setelah sperma masuk ke vagina untuk terjadi pembuahan sel telur.
Oleh karena itu, pil ini dianjurkan dikonsumsi dalam kurun waktu 72 jam sebelum sperma bertemu dengan sel telur.
Di sisi lain, pil ini memiliki dosis tinggi karena satu pil setara dengan lima pil KB.
"Karena ini pil KB dengan hormon tinggi, maka memiliki kecenderungan efek samping, tapi bukan efek menakutkan," kata Aditya saat acara Hari Kontrasepsi Sedunia yang diadakan oleh KB Andalan di Jakarta, Selasa (26/9/2017).
Efek penggunaan "morning pill" tersebut antara lain mual, tidak enak badan hingga perubahan siklus menstruasi.
(Baca juga : Benarkah Pil KB Bikin Moody)
Bahkan, menurut dr Trisna Verani SpOG, bila pil darurat ini dikonsumsi terlalu sering dan digunakan sebagai pengganti pil KB umumnya, maka akan berdampak lebih parah seperti jadwal menstruasi yang kacau, tidak bisa mengetahui masa subur, mual berkepanjangan hingta demam.
Oleh karena itu, Trisa menyarankan agar penggunaan pil bukan sebagai pengganti pil KB yang umum.
(Baca juga : 4 Mitos Pil KB)
Sudah paham ya, Bu?
(Artikel ini sudah ditayangkan di Kompas.com dengan judul: Seberapa Efektif 'Morning Pill' Cegah Kehamilan?)