Stop Memukul Anak! Ini Dampak Serius yang Bisa Dialami Ketika Dewasa

By Saeful Imam, Rabu, 27 September 2017 | 02:05 WIB
Anak yang sering dipukul bisa tumbuh jadi anak agresif. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Para ahli di Universitas Texas di Austin dan Universitas Michigan, AS baru-baru ini menyimpulkan meta-analisis terbesar tentang dampak memukul yang dilakukan orangtua kepada anaknya.

Dalam meta-analisis tentang pukulan keras, lebih dari 160.000 anak diperhitungkan selama studi 50 tahun.

Memukul bokong anak tidak efektif

Para peneliti menyimpulkan bahwa pukulan di bokong yang sering dilakukan orangtua kepada anaknya sebagai langkah untuk menghukum sama sekali tidak efektif.

Anak bukannya paham maksud dari tindakan tersebut tetapi hanya rasa sakit yang dirasakan. Ini mengarah pada pembangkangan dalam perilaku mereka.

(Baca juga : 9 Syarat Boleh Memukul Anak)

Dr Elizabeth Gershoff adalah seorang profesor pengembangan manusia dan ilmu keluarga di Universitas Texas di Austin. Ia menjelaskan hasil penelitian tersebut,

"Kami menemukan bahwa pukulan itu dikaitkan dengan hasil yang tidak diinginkan dan tidak dikaitkan dengan kepatuhan yang lebih cepat atau jangka panjang, yang merupakan hasil yang diharapkan orangtua saat mereka mendisiplin anak-anak mereka."

Sederhananya, anak akan patuh hanya jika ada di depan orangtuanya. Tapi begitu tidak ada orangtua, anak akan kembali ke perilaku yang semula. Memukul bokong tidak akan mengajarkan kepadanya pelajaran hidup yang berharga.

(Baca juga : Kok Anak Jadi Suka Memukul Teman? Ternyata Ini Penyebabnya)

Memukul bokong memiliki konsekuensi jangka panjang

Bukan hanya tidak efektif, namun tindakan memukul bokong ada konsekuensi jangka panjang. Hal ini terlihat dari penelitian bahwa anak-anak yang biasa mendapat pukulan akhirnya mengalami peningkatan perilaku anti-sosial, agresi, masalah kesehatan mental dan kesulitan kognitif.

Perilaku anti-sosial dan masalah kesehatan mental mungkin bertahan bahkan di masa dewasa.

Dan anak-anak yang telah dewasa ini juga akan mendukung hukuman fisik pada anaknya kelak.

Cara menasihati anak tanpa memukul bokong

Menurut Dr. Robert Larzelere, PhD, dari Oklahoma State University, ada tiga cara untuk menghadapi anak-anak pemberontak.

1 # Kompromi

Tawarkan kompromi adalah salah satu cara orangtua bisa menangani anak tersebut. Anak harus melihat keuntungan dari kompromi, misalnya, "mandi dan kita bisa pergi ke pantai."

Cara ini bisa Ibu gunakan dalam situasi di mana Ibu benar-benar merasa tidak sabar. Namun sebaiknya cara yang satu ini jangan sering diterapkan pada anak karena hanya akan meningkatkan perilaku pemberontak dan anti-sosial.

Jadi, berikan anak seperti coklat guna mengatur mood-nya dengan benar.

(Baca juga : Sering Memukul Balita Membuatnya Tumbuh Jadi Agresif)

2 # Penalaran

Penalaran adalah teknik terbaik berikutnya yang terbaik bila harus segera mengatasi situasi ini. Hal ini bisa digunakan bila perilaku anak agak menjengkelkan atau anak tidak terlalu lelah dan sudah cukup dewasa untuk bisa mengerti dan bisa beralasan.

Bila Ibu tak menggunakan cara ini, anak akan mudah mengamuk dan kita pun semakin frustasi.

3 # Mendisiplinkan

Di sini, pukulan bukan pilihan. Ibu mungkin bisa menggunakan trik pendisiplinan sendiri, seperti suara sedikit lebih tegas, mata melebar, apa pun yang sesuai keinginan Ibu.

Terkadang, menurunkan nada suara bisa lebih efektif lagi. Selain itu, Ibu juga bisa menggunakan timeout.

Konsep timeout adalah menempatkan anak di sudut ruangan tanpa gangguan sampai ia menenangkan diri.

Sebaiknya gunakan ini saat anak tak cukup kuat beralasan atau di saat balita, anak-anak terlalu bersemangat atau terlalu lelah.

Yuk, coba ditiru mulai sekarang!