5 Cara Mempertahankan Keharmonisan Suami-Istri Usai Bertengkar Hebat

By Saeful Imam, Rabu, 27 September 2017 | 03:00 WIB
Terapi kehamilan yang tidak kunjung berhasil bisa membuat Mama Papa stres. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Terjadinya konflik atau pertengkaran dalam rumah tangga memang wajar dialami setiap pasangan suami-istri, baik yang baru menikah atau sudah bertahun-tahun membina keluarga.

Nah, bagi Ibu yang baru bertengkar hebat dengan suami, ada baiknya diselesaikan dengan solusi terbaik untuk mempertahankan keharmonisan hubungan. Berikut 5 caranya!

(Baca juga : Bahaya Bertengkar di Depan Anak)

1# Konflik itu normal

Konflik adalah bagian dari pengembangan sebuah hubungan, jelas Edmund Wong, general manager dari Touch Community Services dan seorang pembicara Marriage Central.

Tapi jika Ibu tidak segera mengidentifikasi masalah sebenarnya yang sedang dihadapi dengan pasangan, Ibu akan berakhir dengan rasa ragu dan penasaran.

"Ketika seseorang menang dalam pertengkaran, itu tidak berarti dia telah menyelesaikan sebuah konflik," ungkap Edmund.

(Baca juga : Ini Penyebab Terbesar Kakak Adik Sering Bertengkar)

2# Hati-hati dengan pemicu pertengkaran

Pasangan yang sudah menikah cenderung berdebat tentang anak-anak, mertua dan masalah keuangan.

"Ketika bayi lahir, dinamika keluarga berubah, pasangan perlu menyesuaikan diri dengan kehidupan dengan anggota keluarga tambahan yang membutuhkan banyak perhatian," kata Edmund.

Bisa jadi, ada harapan yang berbeda dari orangtua saat merawat bayi. Perselisihan dengan mertua pun kerap terjadi karena cara mendisiplinkan anak-anak yang berbeda pandangan.

Sementara, Ibu dan Ayah yang telah bekerja seharian di kantor dapat membawa stres kerja di rumah, yang memengaruhi komunikasi mereka.

Dan jika seorang ibu baru memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya, ini bisa memberi tekanan pada keuangan keluarga, yang menyebabkan ketegangan di rumah.

3# Konflik dapat membantu memperkuat hubungan

Jika Ibu berusaha untuk menerima perbedaan atau berkompromi, maka dipastikan akan ada penyelesaian segera.

"Suatu hubungan sering diuji dalam situasi konflik. Namun, dalam proses menyelesaikannya, hubungan pasangan tumbuh lebih kuat karena kedua belah pihak merasakan kepercayaan dan kepercayaan yang lebih dalam satu sama lain. "

(Baca juga : Sering Bertengkar Di Depan Anak. Waspada Gangguan Emosi Pada Anak)

4# Belajarlah untuk bertengkar dengan cara yang baik

Edmund mengamati bahwa perempuan cenderung lebih emosional dan laki-laki cenderung kurang peka saat berdebat.

Jadi untuk bertengkar dengan benar, Ibu harus saling berhadapan pada waktu dan tempat yang tepat. Bicaralah perlahan, pertahankan kontak mata, dan sadar jangan meninggikan suara.

"Sedikit humor bisa membantu, tapi pasangan perlu fokus pada masalah utama yang ada, bukan gejalanya. Jika perlu, mereka bisa memiliki time-out yang singkat dan kembali lagi. Selalu izinkan untuk meninjau kembali rencana tindakan yang telah disepakati sebelumnya," jelas Edmund.

Dinginkan suasana sebelum argumen Ibu meningkat menjadi pukulan, karena itu sama sekali tidak membantu situasi bahkan akan memperparah.

Bila Ibu menjadi emosional, Ibu dapat memberi tahu pasangan bahwa kita merasa marah, frustrasi atau sedih, dan meminta waktu istirahat untuk menenangkan diri, jika itu membantu.

Jika konflik semakin sering terjadi, carilah bantuan dari konselor atau psikolog.

(Baca juga : Coba Cara Ini Agar Kakak dan Anak Tidak Sering Berantem)

5# Tinjau kembali masalah atau konflik yang ada

Biarkan pasangan tahu jika Ibu menganggap masalah ini belum beres dan berakhir.

Edmund mengatakan tidak apa-apa untuk meninjau kembali masalah ini.

"Bila Ibu bisa menertawakan masalah ini, itu berarti Ibu telah melupakan konflik tersebut."