Ternyata, Lima Mitos Kebiasaan Minum Susu Pada Anak Tidak Disangka-sangka. Begini Faktanya

By Saeful Imam, Rabu, 27 September 2017 | 03:45 WIB
Hanya Mau Minum Susu (Ipoel )

Nakita.id - Susu dianggap sebagai minuman sehat yang sangat baik untuk anak-anak selama masa tumbuh kembangnya.

Namun, ada mitos yang perlu Ibu ketahui serta apa fakta sebenarnya terkait dengan kebiasaan minum susu yang sering dilakukan anak.

1# Segelas susu sehari cukup untuk anak usia 4 tahun

Anak yang usianya 4 tahun sebenarnya membutuhkan dua kali dar jumlah tersebut, kata Lim Sut Yee, ahli diet National Healthcare Group Polyclinics.

Dewan Promosi Kesehatan merekomendasikan agar anak-anak berusia tiga sampai enam tahun untuk minum 500 ml atau dua gelas susu selama sehari.

Sementara, anak mulai usia tujuh sampai 12 tahun perlu minum susu sebanyak 250ml sampai 500ml.

Faktanya adalah banyak anak-anak yang ternyata belum cukup mengonsumsi kalsium.

Lim Sut Yee mengutip sebuah penelitian 2011 yang diterbitkan di Jurnal Paediatrics and Child Health, yang menemukan bahwa seperempat anak-anak di Singapura berusia tiga sampai enam tahun tidak memiliki cukup mineral.

(Baca juga : Aturan Yang Tepat Mengonsumsi Susu Kental Manis)

2# Rasa susu lebih enak dari minuman ringan.

Jika si balita membenci rasa susu biasa, Ibu pasti tergoda untuk memberinya varian rasa susu lainnya.

Sementara, diketahui bahwa susu jauh lebih bergizi daripada minuman ringan, di mana minuman ini masih mengandung dua sampai tiga sendok teh gula dibandingkan susu, kata Lim Sut Yee.

Sarah Sinaram, ahli diet senior di Raffles Diabetes & Endocrine Center menyarankan untuk menyajikan susu pada anak tidak terlalu sering agar anak tak terlalu banyak menimbun lemak.

Cara yang lebih baik untuk memberi makan si ‘picky eater’ adalah dengan mencoba berbagai cara untuk membuat rasa susu biasa lebih enak.

Pakar menyarankan agar membuat smoothies dengan buah-buahan seperti pisang, stroberi dan pepaya.

Tambahkan bubuk kakao atau yang berbasis malt seperti Milo atau sajikan dengan sereal atau oatmeal.

(Baca juga : Hindari Mencairkan Bubur Bayi dengan Susu)

3# Balita terlalu muda untuk susu rendah lemak.

Jika anak berusia minimal dua tahun, susu merupakan pilihan yang baik karena memiliki sedikit lemak jenuh, kata Sut Yee.

Tapi untuk anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya asupannya dibatasi agar tak kegemukan yang menyebabkan obesitas.

4# Susu segar lebih baik dari susu UHT

Secara nutrisi, tidak ada perbedaan yang signifikan antara susu segar, susu bubuk dan UHT, menurut para ahli. Ini lebih merupakan masalah lama penyimpanan dan harga.

Sarah menjelaskan bahwa susu segar berasal langsung dari sapi dan dipasteurisasi pada suhu minimal 71,7 derajat C selama 15 detik atau lebih.

Ini membunuh bakteri berbahaya tanpa memengaruhi nilai gizi atau rasa.

Ini bisa bertahan hingga 14 hari dan anak bisa mulai meminumnya dari usia satu tahun, meski Sarah menganjurkan agar di usia tersebut si kecil masih menyusui ibu.

Susu UHT diolah dengan suhu sangat panas, di sisi lain, menggunakan suhu yang lebih tinggi sekurangnya 135 derajat C, dan memiliki kemasan khusus sehingga bisa bertahan lebih lama.

Sementara susu bubuk adalah bentuk susu terkonsentrasi setelah kandungan airnya menguap. UHT dan susu bubuk pun bisa disimpan hingga satu tahun.

"Perusahaan susu terkadang akan menambahkan nutrisi lain ke produk susu mereka untuk meningkatkan nilai gizi. Harga juga berbeda. Susu pasteurisasi harganya lebih dari UHT dan susu bubuk," tambahnya.

(Baca juga : Asupan Susu Tepat di Usia Dua Tahun)

5# Anak yang intoleran laktosa, butuh suplemen kalsium

Carilah susu bebas laktosa, atau bahkan susu kedelai yang diperkaya dengan kalsium, saran Lim Sut Yee. Ibu juga bisa mencoba berikan anak keju dan yogurt rendah laktosa untuk membantu pencernaannya.

Sarah menyarankan Ibu rutin berikan tahu, sayuran berdaun hijau seperti brokoli, bak choy, kale dan kubis, yang semuanya merupakan sumber kalsium yang baik bagi anak.

Begitu juga ikan dengan tulang kaya kalsium seperti ikan sarden.