Nakita.di - Menurut r Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, Guru Besar Ilmu Pangan dan Gizi, Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, IPB yang banyak menyoroti masalah susu, saat 0 hari hingga 6 bulan, susu terbaik untuk anak adalah ASI. Karena ASI yang keluar beberapa saat setelah persalinan sampai kurang lebih 4 hari kemudian atau disebut kolostrum, mengandung zat kekebalan, terutama IgA, untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, terutama diare.
Selain itu, protein ASI lebih mudah diserap karena kandungan whey-nya lebih tinggi ketimbang casein-nya. Berbeda dari susu sapi yang justru kandungan casein-nya lebih tinggi, sehingga tak mudah diserap. Komposisi ASI juga terdiri atas zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan kecerdasan bayi/anak.
Baca juga: Ini Alasannya Mengapa Konsumsi Susu Kental Manis Masih Tinggi
Lebih dari itu, dengan bayi menyusu ASI, ada pengaruh kontak langsung ibu-bayi (skin to skin contact) yang akan menumbuhkan ikatan kuat antara ibu dan anak. Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Maka, berikanlah ASI (eksklusif) selama 6 bulan pertama dan diteruskan bersama-sama makanan tambahan hingga 2 tahun.
Susu Bubuk atau Cair?
Baik susu bubuk ataupun cair, kandungan gizinya tak berbeda. "Yang berbeda hanya produknya. Sebenarnya pembubukan dibuat dari proses cair dan airnya dihilangkan supaya menjadi bubuk. Nah, kalau kemudian dicairkan kembali, sepanjang proses pencairannya tepat seperti yang disarankan dalam kemasan, maka kandungan gizinya setara dengan susu cair," papar Prof. Ali.
Pastinya, susu bubuk maupun cair yang harus kita pilih adalah yang kemasannya baik dan sesuai standar. Susu harus dikemas dengan baik karena termasuk barang yang mudah rusak. Sebelum dikemas, susu juga harus disterilkan terlebih dahulu. Teknologi pengolahan susu dengan proses Ultra High Temperature (UHT) pada intinya adalah pemanasan sampai 125° C selama 15 detik atau 131° C selama 0,5 detik atau 140° C selama 4 detik. Susu yang dihasilkan sudah steril dan apabila kemudian dikemas secara aseptik, susu dapat dikonsumsi kapan saja tanpa memerlukan alat pendingin khusus. Teknologi pengolahan ini sangat membantu keawetan susu dan meminimalkan kerusakan nutrisi.
Baca juga: Aturan Yang Tepat Mengonsumsi Susu Kental Manis
Yang lebih menguntungkan lagi, kini susu bubuk juga banyak yang sudah dibuat dengan metode instan, sehingga susu bisa larut dengan baik bila dicampur air hangat atau air dingin sekalipun. "Bubuknya juga tidak akan menggumpal sehingga lebih enak diminum. Yang penting, jangan memanaskan susu cair sampai mendidih dalam waktu lama karena setiap proses pemanasan akan berdampak pada pengurangan gizi. Jadi, jika melarutkan susu bubuk, gunakan air dingin atau hangat supaya gizinya tidak hilang," tambah Prof. Ali.
Lantas, susu mana yang baik untuk anak? Susu yang disukai anak! Itu adalah yang terbaik baginya, karena untuk kecukupan gizi, yang utama dikejar dari makanan sehari-hari. Susu hanya pelengkap. Meski begitu, harus diingat untuk tidak memberikan SKM alias susu kental manis kepada anak. Pasalnya, walau susu atau tertulis susu dikemasannya dan warnanya sama-sama putih, tetap saja SKM bukan susu. SKM itu isinya hanya gula. Jadi, tidak baik dan tidak disarankan sebagai minuman, apalagi untuk anak yang diandalkan sebagai minuman bergizi.