nakita.id - Alergi obat tidak bisa dianggap sepele, Ria Ricis saja yang sudah dewasa, gara-gara alergi obat harus terkapar di rumah sakit dengan banyak alat bantu, apalagi anak-anak.
Untuk mengetahui, apakah anak kita mempunyai alergi obat atau tidak, salah satu caranya adalah dengan melakukan tes alergi. Tes ini dianjurkan bagi seseorang yang memiliki bakat alergi untuk mengetahui faktor pencetus alerginya: apakah debu, makanan, udara, dan sebagainya, termasuk obat-obatan. Namun, khusus tes alergi terhadap obat-obatan, hingga saat ini masih terbatas pada beberapa jenis obat saja, termasuk penisilin.
Jalan lain adalah dengan uji coba obat pada si kecil. Tentu saja, uji coba ini harus dilakukan di rumah sakit agar setiap reaksi yang muncul dapat segera diantisipasi. Sayangnya, cara ini butuh proses yang lama. Kendala lain, karena jenis obat sungguh banyak, tak mungkin melakukan tes terhadap semua obat. Tes ini juga harus atas persetujuan orangtua.
Yang jelas, kalau dalam riwayat keluarga ada penderita alergi, entah ayah atau ibu, maka si kecil kemungkinan menjadi penderita alergi juga. Untuk itu, waspadailah setiap kali memberinya obat.
Apa yang harus dilakukan saat si kecil mengalami alergi obat?
Hentikan pemakaian obat sewaktu melihat si kecil mengalami gejala-gejala alergi obat. (Baca: Gara-gara Salah Obat, Ria Ricis Vloger Milyuner Indonesia Masuk Rumah Sakit dan Harus Menggunakan Alat Bantu Medis).
Jika obat sudah dihentikan, gejala alergi pun akan hilang dengan sendirinya. Setelah, itu orangtua harus melakukan hal-hal berikut ini:
- Segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah reaksi/gejala yang muncul memang disebabkan obat atau karena faktor lainnya. Hentikan mengonsumsi obat tersebut karena reaksi yang ditimbulkan. Jika tak dihentikan dan si kecil ternyata memang alergi obat, bisa membuat kondisinya semakin parah.
- Jika kemudian diketahui penyebabnya memang alergi obat, biasanya dokter akan memberikan antialergi, seperti antihistamin atau obat kortikosteroid. Obat-obatan ini penting untuk menekan gejala alergi dan memperbaiki kondisi kesehatan secara umum si penderita.
- Obat antialergi yang diberikan bergantung pada gejala yang muncul. Jika si kecil mengalami reaksi alergi berupa biduran dan rasa gatal, biasanya gangguan ini ditangani dengan pemberian chlorpheniramin maleat (CTM). Kalau disertai gejala asma, diberi obat antiasma. Sedangkan bila penderita sampai syok berat, diberi suntikan adrenalin dan diinfus jika memang diperlukan.
- Perlu diingat pula, obat antialergi hanya dapat menghilangkan gejala sesaat. Selama faktor pencetus alergi masih dikonsumsi, maka alergi akan muncul kembali, bahkan mungkin dengan gejala yang lebih hebat lagi. Jadi, jangan mengonsumsi kembali obat-obatan yang sudah jelas-jelas memunculkan alergi.