Echa, Putri Tidur dari Kalimantan, Kemungkinan Bukan Menderita Kleine-Levin Syndrome

By je, Jumat, 3 November 2017 | 09:30 WIB
Echa Kanan, Setelah terbangun dari tidur panjangnya selama 13 haru lebih (je)

Nakita.id - Seperti dipaparkan sang ayah, Mulyadi, melalui akun facebook-nya Ya Lo Ve hingga menjadi viral di seantero jagat sosmed dan media mainstream, Echa, putrinya, sudah tidur selama 13 hari lebih.

Setelah diperiksakan ke rumah sakit dan dirawat hingga siuman kembali, dokter belum bisa memastikan apa penyakit atau penyebab yang membuat si Putri Tidur--julukan yang diberikan oleh sang ibu kepada Echa--bisa tidur sebegitu lama.

Menurut dokter, seperti diberitakan Tribunnews.com, dari laporan orangtuanya didapatkan keterangan jika Echa tahun lalu pernah mengalami kecelakaan dan kemungkinan kepalanya mengalami trauma. Akan tetapi, apakah hal itu yang menjadi penyebabnya ataukah karena sindrom Kleine-Levin, masih perlu diagnosis lebih lanjut.

Program Terapi Untuk Putri Tidur

Untuk kasus Echa, dokter akan melakukan penanganan sesuai dengan hasil diagnosis. Jika benar karena trauma kepala, akan dilakukan dengan prosedur penanganan trauma, seperti pengobatan saraf dan lainnya. Tindakannya bisa saja hingga operasi kepala.

Jika memang yang dialami Echa karena sindrom Kleine Levin, hingga saat ini belum ada obat-obatan yang bisa dipastikan akan membantunya bisa tidur normal. Obat-obatan yang digunakan adalah obat-obat stimulan, semisal, obat-obat untuk ADHD atau  yang jauh lebih aman yaitu modafinil.

Penting diketahui, sindrom Kleine-Levin bisa reda di usia 20--30 tahun. Biasanya semakin bertambah usia, tidur lamanya akan semakin berkurang. Jadi, masih besar harapan Echa bisa hidup normal di kemudian hari.