nakita.id - Kalau pada saat hamil, Ibu terkena sakit flu atau mengalami migrain, batuk atau bisul, sebaiknya Ibu tidak terlalu cemas. Pasalnya, penyakit-penyakit tersebut adalah penyakit umum yang banyak ditemukan sehari-hari, tidak terkecuali pada ibu hamil.
Pastinya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari penyakit-penyakit tersebut terhadap janin. Selain itu, penyakit-penyakit tersebut juga bersifar self limiting diseases alias bisa sembuh dengan sendirinya, asalkan ibu hamil tetap cukup nutrisi dan istirahat.
Meski begitu, bukan berarti boleh disepelekan, ya, Bu. Jika penyakit tersebut tidak membaik lebih dari dua minggu, juga disertai dengan demam, penurunan nafsu makan, dan keringat malam, maka bisul yang berada di daerah kelamin dan gejala migrain yang semakin hebat, harus segera diperiksakan ke dokter.
Jangan minum obat bebas! Kalau Ibu minum obat bebas, ditakutkan akan menambah masalah baru pada ibu maupun kehamilan.
Kalau Ibu Hamil Alami Sakit Ini, Segera ke Dokter!
Lain halnya dengan penyakit seperti cacar, campak, tifus, TBC, mata, dan alergi (udara, makanan), jika ibu hamil sampai mengalaminya harus segera memeriksakan diri ke dokter. Cacar dapat menimbulkan komplikasi kehamilan (bergantung pada usia kehamilan saat itu). Begitu juga dengan campak yang merupakan penyakit sangat menular dan penyebarannya melalui udara dari berkontak dengan orang terinfeksi.
Campak pada waita hamil yang tidak diobati dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur atau malah meninggal. Jadi, wajib bagi ibu hamil untuk segera berkonsultasi dengan dokter bila menemukan gejala-gejala campak berikut ini: demam, pilek, batuk, dan ruam (ditandai dengan bintik-bintik merah pada kulit), atau baru saja melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi dan tidak yakin jika mereka telah divaksinasi.
Demam tifoid pun sama, penyakit endemik Indonesia ini berisiko abortus, lahir prematur atau bayi lahir kecil.
Sementara penyakit TB (tuberkulosis), selain mengurangi produktivitas pada diri ibu, juga akan berdampak pada lingkungannya. TB sendiri umumnya tak akan memperburuk kondisi janin. Infeksi pada bayi baru terjadi setelah ia lahir dimana terjadi kontak lama, terutama bila sifatnya terbuka (BTA positif). Oleh karena itu, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk pengobatan TB pada ibu hamil, apalagi pengobatan TB memakan waktu yang lama untuk sembuh sempurna.
Ibu dengan TB aktif dipertimbangkan untuk diisolasi dari bayinya guna mencegah terjadinya kontak sehingga dalam hal ini perlu dipikirkan pengganti air susu ibu (ASI).
Sedangkan penyakit mata dan alergi makanan tidak memiliki efek membahayakan pada kehamilan, namun pasien tetap harus segera berobat ke dokter untuk berkonsultasi mengenai obat yang aman dikonsumsi ibu hamil dalam menangani penyakit tersebut.