nakita.id - Diabetes pada anak merupakan satu masalah kesehatan yang paling serius di abad ini. Penyebabnya bukan hanya masalah gen, tapi juga faktor lingkungan, pola makan, dan aktivitas. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat diperlukan.
World Diabetes Foundation (WDF) menyarankan untuk mencurigai diabetes pada anak jika menunjukan gejala klinis 3P dan kadar gula darah (GD) di atas 200 mg/dl.
Gejala 3P adalah polifagi (sering makan karena rasa lapar yang berulang); polidipsi (sering minum karena rasa haus yang berulang); dan poliuri (sering kencing, termasuk mengompol saat malam pada anak yang biasanya sudah tidak mengompol, atau pamit kencing berulang saat jam pelajaran di kelas).
Sedangkan GD yang tinggi menyebabkan molekul gula terdapat di dalam air kencing, yang normalnya tak mengandung gula. Karena itulah, diabetes dinamai penyakit kencing manis.
Pankreas Rusak
Diabetes pada anak umumnya tipe 1, yaitu pankreas rusak dan tak lagi mampu memproduksi insulin dalam jumlah memadai yang dibutuhkan oleh tubuh. Kalau pada dewasa, diabetesnya tipe 2, yaitu terjadi kerusakan sel tubuh meskipun insulin sebenarnya tersedia memadai.
Insulin yang dihasilkan pankreas berfungsi untuk mentransfer glukosa darah ke dalam sel sehingga glukosa dapat digunakan sebagai sumber energi. Pada penderita diabetes, pankreas yang bertugas untuk menghasilkan insulin di dalam tubuh kita, tidak mampu melakukan tugasnya, sehingga jika kebutuhan insulin tidak didapat, tubuh anak akan semakin drop dan terlihat loyo atau kelelahan.
Ciri lain diabetes tipe 1 pada anak, sering didahului keluhan sakit perut berulang dan riwayat infeksi virus, seperti parotitis (atau gondongan), cacar air (cangkrangen), diare akut, dan flu singapura (HMFD), yang diikuti penyebaran virus sampai ke dan merusak pankreas.
Penanganan Cepat dan Tepat
Penanganan untuk anak yang menderita diabetes tipe 1 harus dilakukan secara cepat dan tepat, seperti:
- Memberikan insulin dari luar secara teratur. Satu-satunya jalan pengobatan yang dapat dilakukan hingga saat ini. Dengan cara ini metabolisme bisa terus terjadi. Cara pemberiannya, bisa dengan suntikan, pen, pompa, atau semprotan. Hal ini harus dilakukan seumur hidup. Selanjutnya, pola makannya harus dipantau.
- Membentuk tim perawat. Membesarkan anak dengan diabetes tipe 1 membutuhkan dukungan dari keluarga dan tim ahli. Penanganan anak dengan diabetes membutuhkan tim diabetik tersendiri yang biasanya terdiri atas dokter spesialis endokrin anak, dietician (ahli gizi), pembimbing yang biasanya perawat, serta psikolog. Ahli gizi akan membantu menyusun pola makan, psikolog membantu anak dan keluarganya untuk tetap berlapang dada menerima kondisi tersebut, sementara dokter melakukan pengobatan pada kasus yang dihadapi.
- Transplantasi pankreas. Ini termasuk cara baru di dunia medis. Namun untuk hal ini tidak mudah, termasuk mendapatkan pankreas yang akan di transplantasi.
- Batasi jajanan manis. Pada orang dewasa, konsumsi gula bisa diganti dengan pemanis buatan. Tapi untuk anak-anak, makanan manis lebih baik diganti buah-buahan. Daripada minum minuman ringan, lebih baik jus yang dibuat sendiri. Fruktosa atau gula buah juga tidak cepat diserap seperti gula biasa.
Waspadai Hipoglikemia
Satu hal yang musti diperhatikan, pada penderita diabetes tipe 1 perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya hipoglikemia, yaitu kondisi kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah.