nakita.id – Kalau si kecil hanya mengalami batuk pilek ringan, Ibu dapat menunda memberikan obat kepadanya.
Untuk mempercepat pemulihan dan supaya si kecil tetap dapat beraktivitas normal, pastikan asupan gizi dari makanan serta minumnya bagus, cukup cairan, lalu perbanyak istirahat, dan kurangi aktivitas di luar rumah.
Untuk melegakan pernapasan, berikan aromaterapi yang aman bagi anak yang dapat melegakan hidung mampet, oleskan pula balsam yang dapat membantu menghangatkan tubuh.
Bila penyakit disertai demam, kenakan pakaian dengan sirkulasi udara baik untuk membantu menurunkan suhu, berikan si kecil lebih banyak minum, dan bantu redakan panas dengan kompres hangat.
Kapan Perlu Obat?
Namun, seraya melakukan home treatment tersebut, Mama perlu melihat perkembangan kesehatan si kecil secara berkala. Bukan berarti dengan membiarkan si kecil tak diberi obat, maka kekebalannya akan menguat.
Penggunaan obat dirasa perlu bila penyakit membuat suhu tubuh anak lebih dari 38°C atau batuk pilek membuat anak sulit makan dan tidur, sehingga asupan gizi dan waktu istirahatnya menjadi berkurang.
Bila kondisi tidak membaik, obat yang diberikan dapat berupa obat simtomatik, misalnya, parasetamol untuk demam (suhu mencapai 38°C) dan pseudoefedrin untuk pilek/hidung mampet.
Bagaimana dengan antibiotik? Harus selalu atas anjuran dokter, ya, Bu! Pasalnya, sering kali penyebab batuk pilek pada anak adalah virus, sehingga tidak diperlukan antibiotik. Kecuali dokter mengindikasinkan adanya infeksi bakteri, sehingga antibiotik dirasa perlu.
Untuk kondisi yang lebih serius, seperti suhu badan di atas 39°C, sulit tidur, muntah atau diare terus-menerus, batuk pilek lebih dari 2 minggu, sulit napas, kejang, atau dehidrasi, baiknya si kecil dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. *
Narasumber: dr. Rika Christina, CNP, CHt., Medical Doctor, Certified Nutritional Practitioner & Certified Hypnotherapist, NUMI Nutrition Mind Center-Tangerang Selatan, www.numicenter.com