Nakita.id - Memukul anak di bokong dengan posisi tangan terbuka adalah bentuk umum dari pelajaran disiplin yang masih digunakan beberapa orangtua di seluruh dunia. Namun, cara ini sudah dilarang untuk dipraktikkan kepada anak-anak di 53 negara.
Cara menghukum anak dengan memukul telah diperdebatkan selama kurang lebih beberapa dekade terakhir. Para pendukung menyatakan, tindakan ini masih dianggap aman, diperlukan dan efektif untuk mendisiplinkan anak-anak mereka.
Sedangkan pendapat kontra mengatakan, pukulan akan berbahaya bagi anak-anak dan melanggar hak asasi manusia terkait perlindungan anak.
Penelitian yang telah dilakukan oleh dua ilmuwan tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa seringnya memukul anak akan berkontribusi pada hasil kesehatan, sosial dan perkembangan yang buruk.
Dampak negatif ini juga mencakup masalah kesehatan mental, penggunaan obat-obatan terlarang, usaha bunuh diri dan turunnya kondisi kesehatan fisik seiring dengan masalah perkembangan, perilaku, sosial dan kognitif.
Baca juga : Stop Memukul Anak. Ini Dampak Serius yang Bisa Dialami Ketika Dewasa
Sebaliknya, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa memukul bokong bermanfaat bagi anak-anak.
Mereka menambahkan, pukulan keras yang ditujukan pada anak tetap aman jika dilakukan dengan cara tertentu, namun pendapat ini tidak didukung oleh bukti ilmiah.
Namun, bukti ilmiah dari penelitian ini secara konsisten menunjukkan bahwa memukul anak, terutama di bokong dapat berbahaya bagi anak-anak.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Elizabeth Gershoff telah diterbitkan pada tahun 2002, dan menemukan, hukuman fisik dikaitkan dengan penganiayaan fisik, kenakalan dan perilaku antisosial.
Tapi penelitian yang telah diperbaharui baru-baru ini dan dipublikasikan pada tahun 2016 menyimpulkan, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa memukul anak bisa menimbulkan perbaikan perilaku anak.
Sebaliknya, memukul anak hanya memberikan dampak merugikan, termasuk agresi, perilaku antisosial, masalah kesehatan mental dan hubungan negatif dengan orangtua mereka.