Nakita.id - Momen setelah persalinan, setiap ibu dihimbau untuk terus melanjutkan ke iniasiasi menyusu dini (IMD). Tujuannya selain mendekatkan Ibu dengan bayi yang baru lahir lewat kontak kulit ke kulit, juga untuk merangsang agar ASI cepat keluar.
Sayangnya, tak semua ibu sukses menyusui bayinya sejak awal. Ada yang membutuhkan waktu lebih lama agar pelekatan dan refleks mengisap bayi terjadi dengan tepat. Ada juga yang menganggap bahwa ASI mereka susah keluar, sehingga memutuskan untuk memberikan bayinya susu formula.
Hal ini membuat Bidan Ani Sriwedari dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) tidak setuju. Ia menegaskan, “ASI itu tidak ada yang tidak keluar!”
Baca juga : 4 Penyebab Susu Formula Bisa Memicu Kegemukan pada Bayi
Bagaimana mekanismenya?
Pada saat bayi mengisap payudara, hal ini akan merangsang dasar otak ibu di bagian belakang atau istilah kedokterannya hipofisis posterior dan akan menghasilkan suatu hormon yang dinamakan hormon oksitosin, yang akan mengeluarkan ASI.
Jadi bila bayi benar dalam mengisap, pasti ASI-nya keluar. “Pada saat ASI keluar, gantian, ada rangsangan dasar bagian otak depan dan akan menghasilkan hormon yang berbeda, hormon prolaktin dan akan menggantikan ASI yang tadi keluar,” terang Bidan Ani.
Apabila saat Ibu memerah ASI bisa menghasilkan sebanyak 50 cc, nanti pada saat 1 jam kemudian, hasil perahan ASI juga akan sebanyak 50 cc.
Tapi ada kalanya ibu menyusui malas untuk memerah ASI, sehingga mereka akan berpikir, ‘Oh tunggu saja nanti tiga jam supaya penuh, supaya nanti dapatnya banyak’, tapi nyatanya hasil perahan ASI akan tetap sama, yakni 50 cc.
”Karena enggak akan diisi ASI-nya kalau belum dikeluarkan. Ini yang harus dipahami oleh ibu-ibu semua,” papar Bidan Ani.
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sebelumnya telah melakukan penelitian terhadap kandungan ASI yang masih diperoleh anak usia 2 tahun yang masih menyusu ibunya.
”Itu sudah kita lakukan penelitian bahwa ASI itu masih mengandung Vitamin C sebanyak 95 %, Vitamin A sebesar 45 %, energi 31 %, dan protein 38 %.”