Nakita.id - Sebenarnya tidak hanya perempuan yang cemas menjadi seorang ibu, ternyata laki-laki juga mengalami kecemasan saat akan menjadi seorang ayah.
Kecemasan Dads biasanya berkaitan dengan hal finansial, agar istri dan anaknya kelak bisa terpenuhi kebutuhannya.
Calon Dads juga cemas tentang kesehatan bayinya kelak, dan masih banyak lagi.
Ketika memikirkannya terus menerus, tiba-tiba saja, Dads merasa tak siap untuk menjadi ayah.
Ada laki-laki yang memperlihatkan kecemasannya, ada yang berusaha menyembunyikannya dan menanganinya diam-diam.
Baca Juga : Sering Merasa Takut Hamil dan Melahirkan? Bisa Jadi Itu Tokophobia
Ketika kecemasan itu semakin parah, laki-laki akan mengalami mual, kenaikan berat badan, dan nyeri punggung.
Gejala ini merupakan suatu kondisi yang disebut couvades syndrome atau sympathetic pregnancy.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecemasan kehamilan pada laki-laki.
Ada sebuah studi pada tahun 2007 yang berjudul “Fathering: A Journal of Theory, Research and Practice about Men as Fathers”.
Studi ini menyatakan bahwa pengalaman masa kecil laki-laki mempengaruhi apakah ia merasa percaya diri atau malah tak siap ketika bayi akan lahir.
Jika laki-laki memiliki kedekatan yang erat dengan ayahnya, maka ia akan lebih percaya diri.
Selain kecemasan umum yang telah disebutnya di atas, berikut ini ada beberapa cara untuk menghadapi masalah ini Dads.
1. Ragu akan mengurus bayi Dads
Baca Juga : Cegah Diabetes dan Kanker, Ini Aneka Manfaat Kangkung, Ternyata Luar Biasa!
Jika Dads merasa ragu dan tidak yakin bisa ikut mengurus bayi, kita bisa mengikuti childbirth class.
Ketika mengikuti kelas ini, Dads dan pasangan dapat mempelajari mengendong bayi, memakaikan popok, memandikan bayi, menidurkan bayi.
Tak hanya itu Dads juga bisa diajarkan bagaimana terlibat dalam persalinan, bagaimana merawat bayi saat pertama kali dibawa pulang ke rumah.
Dads juga bisa berdiskusi dengan calon-calon ayah lain yang memiliki kecemasan serupa di kelas tersebut.
Selain itu, kita juga bisa bertanya dengan perawat yang menjadi edukator di kelas tersebut, jika Dads memiliki kebingungan yang belum terjawab.
2. Bisakah saya menjadi ayah yang baik?
Menjadi ayah yang baik tidak bisa dilakukan dalam sehari.
Menjadi ayah yang baik membutuhkan waktu seiring bertambahnya usia Si Kecil.
Baca Juga : Punya 3 Bisnis Kuliner Berbeda Hingga Jam Tangan 600 Juta, Ternyata Luna Maya Tak Kalah Kaya dari Syahrini!
Sama seperti, ketika Dads memutuskan untuk menikah, tak lantas langsung bisa menjadi pasangan yang baik.
Hari demi hari, kita belajar agar Dads dan pasangan sama-sama membangun peran yang baik untuk keharmonisan keluarga.
Dads memiliki banyak waktu untuk belajar menjadi ayah yang baik.
Terkadang kekhawatiran berasal dari pikiran dan belum tentu terjadi.
Kita bisa mengatasinya seiring berjalannya waktu.
Cobalah untuk berdiskusi dengan teman-teman Dads yang telah menjadi seorang ayah, atau calon ayah yang kita temui di childbirth class.
3. Apa saya bisa memenuhi kebutuhannya?
Baca Juga : Mengidap Penyakit Langka, Anak Ini Dilarang Mengonsumsi ASI dan Makanan Pada Umumnya
Masalah finansial memang cukup penting, tak jarang pasangan yang menunda memiliki anak karena mereka berasumsi belum siap secara mental dan finansial.
Semua keperluan yang serba tidak murah, seperti pakaian, susu, peralatan main, pendidikannya dan masih banyak lagi.
Rasanya sesiap apa pun kita, ketika memikirkan ulang masalah ini, akan menjadi tidak siap.
Semua orang pasti memerlukan kebutuhan pangan, papan, sandang dan kebutuhan lainnya. Hal ini tidak bisa dihindari.
Cobalah berdiskusi dengan pasangan mengenai rencana pengeluaran yang bisa diperhitungkan.
Bicarakan dengan rekan kerja Dads, apakah kantor tempat kita bekerja akan membiayai persalinan; ada beberapa kantor yang memang menanggung biaya persalinan.
4. Apa ini akhir dari kebebasan saya?
Jika Dads khawatir kebebasan akan terambil, itu hanya kekhawatiran sementara.
Memang, memiliki bayi, akan membuat kita kurang tidur, tetapi itu juga hanya sementara.
Baca Juga : Catat, Ini 4 Alasan Penting Mengapa Harus Menghapus Make Up Sebelum Tidur
Dads tetap bisa memiliki waktu bercengkrama dengan istri ketika Si Kecil tertidur.
Kita juga tetap bisa berkumpul dengan teman-teman, apalagi jika teman kita juga sudah berkeluarga, Dads bisa mengajak istri dan anak bermain bersama juga.
5. Bagaimana bisa terlibat dalam persalinan?
Membayangkannya memang tak nyaman, melihat istri berbaring, mencoba melahirkan dan melawan rasa sakit.
Ketika mengikuti childbirth class, Dads akan mendapatkan edukasi dalam mendampingi istri melahirkan, apa yang harus dilakukan untuk membuat istri nyaman.
Namun, kalau Dads takut melihat darah, sebaiknya bicarakan dengan pasangan dan perawat edukator, mereka akan membantu dalam membangun kesiapan kita.