Bukan Karena Faktor Keturunan, Anak Usia 3 Tahun ini Menderita Kencing Manis Tipe-2 karena Gaya Hidup Buruk!

By Saeful Imam, Jumat, 17 Mei 2019 | 15:50 WIB
Ini Balita yang Jadi Pasien Diabetes Melitus Termuda di Dunia (Ipoel )

Nakita.id - Banyak anak bahkan bayi yang derita kencing manis karena faktor keturunan.

Gangguan ini bisa terdeteksi saat beberapa bulan setelah dilahirkan.

Yang lebih mengagetkan, ternyata ada anak yang menderita diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh gaya hidup yang buruk.

Biasanya, diabetes tipe-2 banyak disandang orang dewasa dengan usia 35 tahun ke atas. Biasanya, pola hidup yang tak tepat seperti sering mengonsumsi makanan tak sehat, kurang olahraga, stress, dan lainnya menjadi biang keladi. Nah, saat ini diabetes tipe-2 juga sudah mulai disandang anak-anak.

Baca Juga: Penderita Diabetes Boleh Puasa dan Berbuka dengan Makanan Manis, Ini Pesan Dokter yang Perlu Diingat

Anak perempuan berusia 3 tahun didiagnosis menderita diabetes melitus (tipe 2). Dengan usianya seperti itu, ia menjadi balita yang jadi pasien diabetes melitus termuda di dunia.Gejala yang dialami oleh bocah tersebut adalah sering buang air kecil dan sering merasa haus. Bocah yang memiliki bobot badan 34 kilogram ini memiliki orangtua yang obesitas, tetapi tidak punya riwayat diabetes.Kasus pasien termuda penderita diabetes ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan European Association for the Study of diabetes di Stockholm, Swedia. Bocah yang tidak disebutkan namanya ini memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi 5 persen dibanding anak seusianya. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar gula darah Puasa yang tinggi, tetapi hasil pemeriksaan antibodi untuk diabetes tipe 1 ternyata negatif.Keluarga bocah tersebut memang memiliki pola makan yang buruk, banyak mengasup kalori dan juga lemak. Setelah hasil pemeriksaan menunjukkan ia menderita diabetes tipe 2, dokter memberikan obat diabetes metformin dalam bentuk cair. Kedua orangtuanya juga diberi edukasi mengenai penyakit diabetes dan pentingnya mengubah pola makan. Bocah tersebut juga disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisiknya.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir, 5 Makanan Ini Aman untuk Berbuka Puasa Penderita DiabetesSekitar 6 bulan setelah diagnosis, anak perempuan itu berhasil menurunkan 25 persen berat badannya, memiliki kadar gula darah normal, dan berhenti mengonsumsi metformin."Perubahan penyakit diabetes tipe 2 pada anak-anak sangat mungkin jika deteksi dini dilakukan terhadap anak yang menderita obesitas. Selain itu, diagnosis dini juga dibutuhkan, demikian halnya dengan terapi yang tepat, dan mengubah gaya hidup," kata dr Michael Yafi, Ketua Departemen Endokrin Pediatrik di Universitas Texas, Houston, AS.Jumlah anak yang menderita diabetes tipe 2 terus meningkat di seluruh dunia akibat obesitas. Oleh karena itu, para tenaga medis diharapkan mewaspadai kondisi ini pada anak-anak yang sudah menderita obesitas.

Beda Diabetes Tipe 1 dan 2

Sama-sama gula darahnya tinggi, tapi  diabetes tipe 1 dan 2 punya beberapa perbedaan yang sangat mendasar. Penyebabnya sangat berbeda, pengobatan dan cara pencegahannya juga tidak bisa disamakan begitu saja.Perbedaan pertama terletak pada usia pasien saat pertama kali didiagnosis. Diabetes tipe 1 lebih banyak menyerang pasien di bawah umur 20 tahun sehingga sering disebut juvenile onset, sebaliknya tipe 2 menyerang usia 35 tahun ke atas atau disebut adult onset.Penggunaan istilah juvenile onset dan adult onset saat ini sudah dihilangkan, sebab pada kenyataannya diabetes tipe 1 dan 2 bisa menyerang usia berapapun. Hanya saja, kecenderungannya masih sama yakni tipe satu lebih banyak menyerang di usia muda dan tipe 2 di usia tua.

Baca Juga: Keren! Tom Holland Kunjungi Rumah Sakit Anak dengan Kostum SpideySelanjutnya adalah postur dan perawakan pengidapnya. Pasien diabetes tipe 1 umumnya memiliki perawakan kurus, sedangkan diabetes tipe 2 lebih banyak menyerang orang-orang bertubuh besar yang dikategorikan kelebihan berat badan (overweight) maupun obesitas.Diabetes tipe 1 dan 2 juga dibedakan berdasarkan penyebabnya. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan pankreas sehingga produksi insulin berkurang, sementara tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin dalam arti insulinnya cukup tetapi tidak bekerja dengan baik dalam mengontrol kadar gula darah. Biasanya diabetes terjadi karena pola hidup yang salah seperti pola makan berlebihan, kurang olahraga, dan lain-lain. Karena penyebabnya berbeda, pengobatan kedua tipe diabetes ini juga tidak sama. Pengidap diabetes tipe 1 membutuhkan insulin dalam bentuk suntikan maupun pompa insulin sedangkan pasien diabetes tipe 2 cukup mengonsumsi obat oral atau obat telan.Diabetes tipe 1 susah diprediksi dan dicegah, sebab merupakan kelainan genetik yang dibawa sejak lahir. Lain halnya dengan diabetes tipe 2 yang sangat bisa dicegah, karena biasanya menyerang orang-orang dengan pola makan tidak sehat dan jarang berolahraga.Dilihat dari perbandingan jumlah kasus, diabetes tipe 1 mencakup 10-15 persen dari jumlah seluruh pengidap diabetes. Dikutip dari ABC News, Senin (20/2/2012), jumlah kasus diabetes tipe 2 terutama di negara maju dan berkembang mencapai 85-90 persen dari seluruh pengidap diabetes semua tipe.

#GridNetworkJuara