Sulit Berinteraksi

By Ipoel , Kamis, 4 April 2013 | 07:00 WIB

Bu Mayke, anak saya berusia 4 tahun. Saat ini ia duduk di TK A. Ia lekat sekali dengan saya. Masalahnya, ia sulit dan tak mau berinteraksi dengan orang lain, bahkan teman-temannya. Kalau bermain, ia selalu minta saya mendampingi atau menemaninya. Saya menyekolahkan sejak 3 tahun di playgroup dengan tujuan supaya bisa berinteraksi dan bersosialisasi. Akan tetapi, hingga kini ternyata tak ada perubahannya. Ujung-ujungnya, ia belum punya teman bermain. 

Apa yang harus saya lakukan ya Bu? Apakah sikap seperti itu sudah menjadi kepribadiannya, yaitu tertutup dan pemalu untuk berinteraksi? Bagaimana cara mengubah sikap seperti itu? Pasalnya, saya lihat anak-anak seusianya cenderung mudah bergaul dengan siapa saja. Berbeda dengan anak saya. Mohon solusi dari Ibu. Terima kasih sebelumnya. Salam. Tuti Alawiyah – Indramayu  

Jawab:

Bila diamati, anak Ibu Tuti sudah mengikuti kelompok bermain sejak usia 3 tahun, tapi kenapa sampai usia 4 tahun masih juga sulit berinteraksi dengan orang lain? Tuti melihat anak lain tidak ada masalah untuk bergaul dengan teman-temannya, tapi perlu diingat bahwa  karakter anak berbeda satu dengan yang lain.

Apakah ini menjadi bagian dari kepribadiannya? Sangat mungkin, coba saja telusuri dari garis keturunan ayah atau ibunya, adakah anggota keluarga yang mempunyai karakter mirip dengan si kecil? Untuk mengatasi masalah anak yang pemalu dan kurang percaya diri, membutuhkan kesabaran dan ketegaran dari keluarga. Sabar, berusaha menggiring anak setapak demi setapak agar dia mau bergaul dengan teman sebayanya; perlu ketegaran, karena kadang-kadang harus rela ketika anak dijauhi, dijahili, dimanipulasi oleh anak lain.

Apabila saat ini dia ingin selalu didampingi oleh ibunya ketika berkumpul dengan teman-temannya, maka yang perlu dilakukan adalah mencoba secara bertahap mengupayakan anak berteman dengan satu atau dua orang dulu. Tuti bisa bertanya pada guru, teman mana yang kiranya dapat diandalkan untuk bermain dengan sang anak. Selaku ibu, Tuti bisa berperan sebagai pemrakarsa kegiatan bermain yang dilakukan. Setelah anak mau berbaur dengan temannya, katakan bahwa Tuti akan pergi sebentar ke dapur untuk memasak misalnya.

Ajarki anak agar dia bisa melindungi diri. Misalnya, kalau ada teman yang mau merebut mainannya dan dia tidak rela, tanyakan pada dia apa yang harus dilakukan. Usahakan agar jawaban datang dari diri anak, bukan dari ibunya. Kalau anak tidak mempunyai ide, barulah Ibu mengemukakan beberapa pilihan perilaku yang bisa dia pilih untuk mempertahankan diri dari gangguan teman. Demikian, semoga dapat memberikan solusi. Salam.