Mengatasi Bad Mood

By Ipoel , Kamis, 14 Februari 2013 | 08:00 WIB

Bu Mayke, saya (30) memiliki dua anak. Anak pertama laki-laki 2 tahun 7 bulan dan anak kedua berusia 7 bulan. Si sulung sangat ekspresif. Kalau lagi bad mood mudah menangis tanpa sebab, seakan-akan mencari gara-gara agar bisa menangis. Kalau ditegur dengan nada halus dia tak mau terima, malah langsung membanting atau membuang benda-benda yang ada di dekatnya.Tapi kalau dimarahi, ia langsung diam. Kalau saya capek usai pulang kerja, terkadang saya emosi. Kenapa ya Bu, kalau saya marahi justru dia diam atau takut? Tapi kalau dibujuk secara halus malah manja dan terus mencari gara-gara. Sebenarnya saya tidak mau kasar terhadapnya, tetapi melihat perilakunya sepertinya saya harus tegas.

Saya sering memanjakannya dengan memeluk, mencium dan terkadang saya ajak ke supermarket untuk membeli mainan. Saya tahu mungkin dia merasa cemburu pada adiknya. Tapi kalau diperlakukan halus, malah makin manja dan rewel. Sampai-sampai, adiknya lebih sering bersama pengasuh ketimbang saya.

Lalu, kalau saya beri tahu sesuatu dia malah menentangnya, contoh, “Jangan banyak makan permen nanti giginya bisa keropos.” Tapi ia malah minta dibelikan permen terus. Kalau tak dituruti malah menangis. Kecuali, kalau sudah dimarahi baru dia diam. Bagaimana saya harus bersikap? Terus terang, saya jadi sering memarahinya karena perilakunya itu. Saya perhatikan, anak sebayanya tidak berperilaku seperti itu. Mohon solusi dan nasihat Ibu. Terima kasih.Lusiana - Bandar Lampung

Jawab:

Ibu sudah menduga bahwa dia cemburu pada adiknya, sering menangis tanpa sebab. Sebenarnya perlu diperhatikan dengan lebih cermat, apakah benar dia menangis tanpa sebab? Mungkinkah dia merasa bosan, kurang diperhatikan, mengantuk, lapar atau tubuhnya kurang sehat? Jadi saya ingin memberi tugas pada Ibu untuk mengamati dulu secara cermat, mengapa anak menangis.Selama ini tindakan yang ibu lakukan adalah memarahi (mudah-mudahan tidak sampai memukulnya). Perlakuan ibu tidak tepat, walaupun tampaknya saat ini cukup mempan untuk menghentikan tangisan anak. Mengapa demikian? Karena dikhawatirkan, kelak anak mempunyai persepsi yang negatif tentang ibunya, sebagai Ibu yang kasar dan galak; selain itu anak akan meniru tindakan Ibu. Dampak selanjutnya sangat bergantung pada kepribadian anak dan pengaruh-pengaruh lain, apakah dia akan berkembang menjadi anak yang semakin menentang Ibu, memberontak, sulit diajak bekerja sama, atau sebaliknya menjadi anak yang tidak berani berbuat apa-apa karena takut salah, mudah cemas, dan sebagainya.

Mengapa dia terdiam ketika Ibu memarahinya, dan sebaliknya makin ngelunjak ketika Ibu membujuk dan menyayanginya? Usianya baru 31 bulan, dia mengasosiasikan suara keras sebagai sesuatu yang mengancam dan menakutkan. Sebaliknya ketika Ibu membujuk dan menyayanginya, dia semakin ngelunjak karena dia berpikir Ibu akan memenuhi semua keinginannya. Anak bisa menjadi bingung karena kadangkala Ibu sangat memanjakannya, dengan membelikan apa yang dia inginkan, misalnya, tapi ketika dia membutuhkan perhatian Ibu, malah dimarahi.

Bagaimana solusi terhadap masalah yang Ibu hadapi? Pertama, ketika anak bad mood, cukup menghampiri dan memeluknya sambil mencari tahu apa penyebabnya. Apakah dia cenderung bad mood  pada jam-jam tertentu dimana hal ini bisa dihubungkan dengan kebutuhan dia untuk tidur, makan, ditenangkan, terlalu lama dibiarkan sendirian tanpa ada yang mengajaknya bermain? Penuhi kebutuhannya dan lain kali kalau Ibu sudah hafal dengan ritme tubuh serta kebiasaan anak, segera lakukan sesuatu sebelum anak merajuk. Hal ini akan jauh lebih baik ketimbang menunggu sampai dia marah, menangis. Kedua, ketika mengajaknya ke supermarket, tidak usah mengiyakan semua permintaanya walaupun dia menangis. Tindakan ini menunjukkan ketegasan Ibu, sebab sekali Ibu mengabulkan permintaannya, dia akan menuntut terus dan nanti lebih sulit untuk menanganinya. Jadi, mulai sekarang, Ibu perlu bersikap tegas.

Ketiga, sisihkan waktu yang berkualitas dengan anak, ajak ayahnya juga. Cukup dengan mengajaknya bermain, jalan-jalan, anak laki-laki biasanya suka bermain bola, melempar bola, mencari binatang kecil di sekitar halaman rumah atau lingkungan tempat tinggal, naik sepeda, memanjat tangga, dan lain-lain, bergantung pada fasilitas yang ada di rumah ibu dan sekitarnya. Sekian dulu dan saya harap Ibu mau melakukan tugas yang saya berikan. Salam dan good luck.