Cengeng, Ingin Selalu Dituruti

By Ipoel , Kamis, 22 November 2012 | 19:00 WIB

Saya ingin menanyakan perkembangan psikologis si kecil. Anak saya laki-laki berumur 2,5 tahun. Dia cengeng sekali. Kalau ada maunya, harus selalu dituruti. Saya sudah berusaha mengalihkan perhatian atau membujuknya, tapi sulit sekali berubah. Karena itulah saya sering memarahi atau berteriak keras dalam berbicara. Kadang saya juga memukul atau mencubit tentunya di bagian-bagian yang tidak membahayakan agar dia diam. Apa efeknya kalau saya sering berkata keras terhadap anak? Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih.Diaz – melalui e-mail

Jawab:

Salam sejahtera dan salam kenal, Diaz. Tindakan Diaz memarahi dengan suara keras, memukul, mencubit si kecil karena tidak berhasil membujuk dan mengalihkan keinginannya, sungguh tindakan yang tidak tepat. Pertama, usianya baru 2,5 tahun, karena kemampuan berpikirnya masih terbatas, maka dia tidak paham bahwa tidak semua keinginannya bisa dipenuhi. Ingat, anak di usia ini masih egosentris, segala sesuatu hanya dilihat dari kepentingan dan sudut pandangnya sendiri. Jadi, ketika Diaz memperlakukannya dengan tindakan yang keras, dia menjadi bingung, kenapa keinginannya tidak dibolehkan. Sebaiknya, apabila Diaz menghadapi keadaan seperti itu, tidak usah sampai terpancing emosi. Kalau dia menangis biarkan saja dan tetap tidak memenuhi permintaannya. Hal ini berlaku untuk permintaan yang tidak masuk akal (misalnya di malam hari minta dibelikan sesuatu), membahayakan dirinya, atau merugikan orang lain. Apabila permintaannya merupakan hal yang positif, namun dilakukan di tempat yang salah, maka bisa diberikan alternatif lain yang cukup menarik perhatian anak. Misalnya, anak ingin bermain busa sabun di kamar tidur, bisa dialihkan dengan mengajaknya bermain di teras atau halaman rumah. Akan tetapi, ketika berbicara dengan anak, Diaz perlu menjaga intonasi dan volume suara, sebab kalau terdengar kasar/keras dan memaksa, biasanya anak akan marah dan menolak untuk bekerja sama. Kedua, kalau Diaz sering-sering diperlakukan secara kasar, maka kemungkinan besar dia akan berperilaku kasar, main pukul pada orang lain kalau dia menganggap orang tersebut menghambat keinginannya.  Ketiga, hubungan anak dengan orangtuanya menjadi tidak seimbang (ambivalen), di satu sisi dia sayang pada orangtuanya, tapi di lain sisi dia benci. Kemungkinan lain, anak tidak menghormati orangtuanya dan tidak ada keterbukaan dalam berkomunikasi dengan orangtua. Hal ini  bisa menjadi bumerang bagi orangtua, terutama ketika anak beranjak remaja.