Keluhan Saat Haid

By Ipoel , Selasa, 29 Januari 2013 | 08:00 WIB

Dr. Judi yth, saya (33), ibu 2 orang putra (Faraz 7 dan Sabil 2,5). Proses kelahiran kedua putra saya normal, sementara persalinan kedua diperlukan rangsangan (menurut perawat, di"citotek" namanya). Sejak persalinan ke-2 sampai sekitar 5 bulan yang lalu saya menggunakan kontrasepsi suntik KB, namun saya hentikan karena ada keluhan nyeri di bagian pinggul sebelah kiri. Oya, selama 6 bulan terakhir saya tidak mengalami menstruasi.Setiap hendak berdiri dari posisi duduk atau bangun dari posisi tidur, saya rasakan nyeri yang sangat mengganggu di pinggul kiri tadi. Akhirnya saya konsul ke spesialis kandungan. Setelah di-USG, katanya, ada kista di rahim kiri saya dengan diameter 2 cm. Dokter memberi obat penghilang rasa sakit dan perangsang supaya saya menstruasi. Setelah 2 minggu barulah saya mengalami menstruasi berupa cairan hitam pekat, namun hanya keluar 1 hari saja setelah itu berhenti. Hingga sekarang keluhan sakit di pinggul kiri saya masih sangat mengganggu aktivitas. Apakah cairan hitam tadi ada hubungannya dengan kista? Apakah sakit di pinggul saya memang berasal dari kista tadi? Apa yang sebaiknya saya lakukan untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan tersebut? Terima kasih sebelumnya atas jawaban DokterLeny - via e-mail

Jawab:

Nyeri panggul tersebut kemungkinan bukan karena suntik KB atau kista yang masih kecil. Coba lakukan pemeriksaan rontgen untuk melihat struktur tulang dan konsultasi dengan spesialis saraf untuk memeriksa apakah ada saraf terjepit atau gangguan otot panggul. Bila sudah ditemukan penyebabnya, mungkin pengobatannya dapat berupa fisioterapi, terapi renang atau terapi lainnya yang diperlukan. Darah berwarna hitam bukan merupakan darah haid normal, tetapi menggambarkan adanya abnormalitas atau gangguan haid; biasanya akibat gangguan hormonal pascaterapi KB suntik.

Pemeriksaan USG transvaginal akan dapat menilai apakah selaput lendir rahim atau bentuk rahim Ibu normal atau tidak. Kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan hormon kesuburan, yaitu FSH, LH, Estrogen, Progesteron dan Prolaktin. Pengobatan gangguan hormon memerlukan waktu cukup lama karena proses penyembuhannya tidak sederhana. Sebaiknya Ibu berkonsultasi dengan dokter yang mendalami gangguan hormon (Divisi Endokrinologi Reproduksi, di Fakultas Kedokteran setempat).

Kista Ibu harus diperiksa ulang pada saat haid (sebelum hari kelima) melalui USG transvaginal, apakah mengecil, hilang, atau bertambah besar. Diameter 2 cm dianggap kecil, dan mungkin juga hanya telur yang terlambat pecah atau kista fungsional yang tidak memerlukan tindakan operasi. Ciri kista yang berbahaya adalah padat, bersekat-sekat dengan ketebalan sekat > 3 mm, ada penambahan aliran darah di dalam atau di dinding kista (indeks resistensi < 0,4), dan umumnya diameternya di atas 10 cm. Terima kasih atas pertanyaannya.