Dampak Terlambat Menikah

By Ipoel , Selasa, 22 Januari 2013 | 08:00 WIB

Yth. Dr. Judi, dalam jawaban untuk Ibu Ineke di Cinere yang dimuat di nakita no. 540 beberapa waktu lalu Dokter menasihatkan bahwa untuk meminimalkan risiko terkena kanker indung telur/ovarium, antara lain jangan terlambat menikah. Boleh dijelaskan lebih lanjut, Dok, apa kaitan antara terlambat menikah dengan risiko terkena kanker indung telur? Dari sisi kesehatan medis/reproduksi, usia berapa idealnya seorang wanita menikah (tidak terlalu muda menikah dan tidak pula terlalu tua). Sebagai seorang gadis yang sudah berusia kepala 3 akhir, terus terang saya jadi ketar-ketir juga, nih. Terima kasih atas penjelasan Dokter.Menur - Klaten, Jateng

Jawab:

Siklus haid normal adalah sekitar 28 hari sekali dengan lama 3-7 hari dan tidak nyeri yang memerlukan pengobatan tertentu. Bila seorang wanita tidak pernah hamil atau baru hamil setelah usia 35 tahun, maka indung telur tidak pernah istirahat sejak pertama kali ovulasi (keluarnya telur dari indung telur). Artinya, setiap bulan akan terjadi proses pematangan dan keluarnya telur (ovulasi). Usia ideal untuk menikah dan hamil sehat adalah 20-30 tahun. Usia < 20 tahun atau > 30 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya penyulit pada ibu (misalnya, perdarahan, darah tinggi pada kehamilan, atau penyakit kencing manis), dan atau janin (terutama risiko cacat bawaan). Kehamilan normal dengan interval kehamilan 2-4 tahun, persalinan normal, dan menyusui selama dua tahun merupakan satu-kesatuan proses yang dapat mengurangi risiko terjadinya kanker payudara dan atau kanker indung telur, karena itulah siklus kehidupan normal seorang wanita. Bila Ibu memiliki faktor risiko untuk terjadinya kanker payudara atau indung telur, sebaiknya secara berkala memeriksakan diri pada dokter dan juga memeriksa payudara sendiri segera setelah haid selesai. Faktor risiko tersebut antara lain adanya penyakit kanker pada ibu atau keluarga dekat, kegemukan (obesitas), tidak menyusui, tidak pernah hamil normal, dan lingkungan yang tidak sehat (banyak polusi atau infeksi). Bila memungkinkan, sebaiknya Ibu juga menjalani vaksinasi kanker mulut rahim karena kanker tersebut merupakan kanker terbanyak yang mengenai wanita Indonesia. Terima kasih atas pertanyaannya.