Kanker Pada Wanita

By Ipoel , Kamis, 10 Januari 2013 | 05:00 WIB

Beberapa waktu lalu ibu-ibu perkumpulan arisan tempat saya (38) tinggal berkesempatan mengunjungi sejumlah ibu penderita kanker kewanitaan (payudara, rahim, dan serviks) yang dirawat di sebuah RS. Duh... miris ya, Dok, menyaksikan penderitaan mereka, terutama menyaksikan seorang ibu yang menderita kanker rahim dimana perutnya sampai membesar sedemikian rupa. Dia terus-menerus hanya mengerang kesakitan, berguling ke kiri dan ke kanan tapi rupanya serbasalah.

Waktu itu, terus terang saya ciut hati duluan mau tanya macam-macam. Bersediakah Dokter menjelaskan secara ringkas seperti apa sih perjalanan penyakit kanker rahim? Wanita usia berapa ya, Dok, yang paling rawan terkena penyakit kanker kewanitaan? Mengapa banyak yang sampai terlewatkan, maksud saya tahu-tahu sudah stadium lanjut? Tidak adakah tanda-tanda awal penyakit membahayakan ini? Hal apa saja yang bisa kita lakukan sebagai langkah pencegahan? Terima kasih banyak atas penjelasan Dokter.Gusti - Bandung

Jawab:

Kanker pada umumnya sulit atau bahkan tidak dapat diobati, terutama pada stadium lanjut. Oleh karena itu, program pencegahan menjadi sangat sulit, terutama penyebaran informasi kepada seluruh penduduk Indonesia dan biaya pemeriksaan yang tidak gratis. Pemerintah Indonesia belum mampu memberikan pemeriksaan gratis untuk, misalnya, menapis kanker serviks (kanker mulut rahim) melalui pemeriksaan Pap's smear. Bila Ibu berkenan, silakan baca power point saya di facebook atau scribd.com (searching melalui nama saya). Materi itu baru saja saya sampaikan pada suatu seminar di Jakarta.

Yang pasti, semua kanker tidak pernah muncul tiba-tiba, selalu melalui tahap jinak, prakanker, kanker stadium dini dan akhirnya kanker stadium lanjut. Kenali faktor risiko kanker, misalnya, ada riwayat kanker pada keluarga atau tinggal di daerah yang berpotensi menimbulkan kanker (salah satunya, dekat dengan instalasi radioaktif).

Kanker serviks, contohnya, disebabkan virus HPV dan ditularkan terutama melalui hubungan seksual serta sebagian kecil melalui cara lain nonseksual. Saat ini kanker serviks menempati urutan pertama kanker wanita Indonesia sehingga diperlukan usaha bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam menurunkan angka kejadian kanker ini. Saat ini sudah ada vaksin terhadap virus HPV, sayangnya masih sangat mahal dan harus disuntik sebanyak 3 kali. Vaksin dapat diberikan pada wanita usia 10-55 tahun. Pada anak-anak dan nona tak perlu dilakukan Pap's smear, sedangkan pada wanita yang pernah kontak seksual, harus dilakukan Pap's smear sebelum pemberian vaksin. Saya berharap, Ibu dapat melakukan arisan untuk pembelian vaksin pencegah virus HPV agar anak-anak kita dapat dicegah dari kanker yang mematikan tersebut. Insya Allah. Terima kasih atas pertanyaannya.