Bayi pertama saya berumur 2 bulan 1 minggu. Saya memberinya ASI dan tidak memberi tambahan susu formula. Sudah 3 hari ini ia belum buang air besar (BAB). Saya membawanya ke dokter anak. Menurutnya, sebelum 7 hari belum berbahaya, namun jika lebih dari 7 hari belum BAB maka harus dirontgen. Dokter memberikan resep obat puyer yang harus diminum 3 kali sehari.
Saya merasa was-was memberi bayi saya obat tersebut, karena menurut keterangan lain, bayi jangan diberi obat-obatan karena obat merupakan bahan kimia. Karena kasihan melihat perut bayi yang begah, akhirnya siang hari saya berikan obat tersebut dengan dosis yang sangat sedikit /dan hanya satu kali, sorenya BAB. Esoknya susah BAB lagi dan itu terus berlanjut sampai dua hari dan saya beri obat lagi dengan dosis yang sama. Selang beberapa menit langsung BAB. Apa penyebab bayi yang diberi ASI susah BAB? Apakah tepat bayi diberi obat-obatan? Apa yang harus saya lakukan agar bayi saya tidak susah lagi BAB?Poppy Afifah – Bandung
Jawab:
Buang air besar bayi yang mendapat ASI biasanya lancar. Namun bila ia tidak BAB setiap hari namun secara fisik dan kondisinya tampak sehat-sehat saja sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan, apalagi ia dapat buang angin setiap hari yang menandakan gerakan ususnya normal. Kadang ASI yang dikonsumsi bayi sebagian besar diserap langsung oleh ususnya sehingga hanya menyisakan sedikit ampas yang dalam jumlah kecil belum dapat merangsang proses defekasi/BAB, sehingga diperlukan ampas/sisa dalam jumlah yang cukup untuk merangsang rasa ingin BAB.
Bila kondisi si kecil baik-baik saja, aktif seperti biasa, tidak disertai muntah-muntah hebat, sebenarnya tidak diperlukan pengobatan khusus. Pemijatan pada daerah perut bayi secara lembut dikatakan dapat membantu proses BAB agar lancar. Tanda-tanda bahaya pada bayi yang sulit BAB adalah perut teraba tegang sekali, nyeri bila disentuh, rewel yang berlebihan, merintih, muntah-muntah hebat, tidak ada buang angin, demam tinggi, dan sebagainya. Kondisi tersebut memerlukan pertolongan medis segera mungkin. Mudah-mudahan penjelasan ini dapat membantu Ibu.