60%-80% Manusia Pernah Mengalami Nyeri Pinggang, yang Membuat Penderitanya Tersiksa Karena Rasa Sakit Teramat Sangat

By , Rabu, 22 November 2017 | 08:45 WIB
Kondisi jika terjadi nyri tulang belakang atau syaraf kejepit (je)

Nakita.id - 60-80% dari seluruh penduduk dunia pernah mengalami paling tidak satu episode nyeri pinggang bawah selama hidup. Probabilitas tertinggi terjadi pada umur 40-50 tahun. Tapi, bisa juga dijumpai pada remaja atau dewasa muda.

Bagi yang belum merasakan, jangan sampai merasakannya. Sebab sakit pinggang bisa membuat seseorang yang mengalaminya menderita karena rasa sakit yang dirasa, pun hidupnya tidak bisa normal.

Penyebab nyeri pinggang bermacam-macam. Sebagian besar kasus terjadi pada segmen tulang pinggang, antaralain penggunaan otot pinggang berlebihan, pekerjaan yang menuntut fisik membungkuk, mengangkat beban berulang atau kerap berada dalam posisi duduk dan berdiri yang lama. Faktor risiko lainnya yaitu faktor kegemukan, postur yang kurang baik, dan tidur di kasur lembek.

Baca juga: Ibu Gemuk Berisiko Mengalami Gangguan Nyeri Tulang Belakang

 “Nyeri pinggang penyebabnya bisa juga karena infeksi pada otot atau tulang belakang, trauma atau benturan yang hebat pada pinggang, kelainan tulang belakang, dan lain-lain.” Salah satu penyebab yang cukup sering, lanjut Dr. dr. Luthfi Gatam, SpOT (K-Spine) dari Rs Premier Bintaro, adalah Hernia Nucleus Pulposus (HNP). HNP atau biasa dikenal masyarakat sebagai ”syaraf terjepit”, terjadi karena adanya penonjolan bantalan sendi tulang belakang yang menjepit syaraf di tulang belakang.

Akibatnya dari kondisi tersebut mereka yang mengalaminya akan merasakan rasa nyeri yang sangat luar biasa, panas, ngilu, kesemutan, sampai terasa seperti kesetrum. Rasa sakitnya menjalar ke bawah hingga betis atau jari kaki. “Adapun kenapa seseorang bisa karena HNP penyebabnya banyak, bisa karena merokok, batuk yang terlalu lama, cara duduk yang salah, cara mengangkat barang yang salah.” Papar Lutfi.

Tanda bahaya untuk gangguan ini jika penderita mengalami; gangguan buang air besar, buang air kecil, hubungan seksual, selangkangan terasa baal, atau nyeri menjalar ke bokong. Tanda bahaya lain, muncul tanda-tanda keganasan, timbul nyeri sampai terkejut bangun saat tertidur pulas, atau berat badan merosot drastis dengan penyebabnya yang tidak diketahui. Jika terdapat keluhan seperti ini, sebaiknya segera berobat ke dokter spesialis orthopedi khusus tulang belakang

“Untuk menghindari nyeri pinggang ini alias syaraf kejepit, pertama olahraga secara teratur, hindari duduk berlama-lama, lakukan aktivitas yang tidak membebani tulang belakang, yaitu hindari mengangkat beban berat dengan cara dan teknik yang salah.” Papar Lutfi.

Menurut dr. Harmantya Mahadhipta SpOT (K-Spine), yang juga dari Rs Premier Bintaro, “Penyakit apapun bila tidak ditangani dengan tepat dan benar, tentu akan berakibat fatal. Begitu pula dengan nyeri pinggang .” Boleh jadi, lanjut Harmantya, banyak orang yang meremehkan rasa nyeri tersebut dan berharap akan hilang dengan sendirinya. Padahal, bila tidak tertangani dengan tepat, nyeri pinggang yang semakin berat dapat menyebabkan pembengkokan tulang belakang.

Baca juga: Mengenal "Chiropractic", Pengobatan Tulang Belakang dengan Tangan

Nyeri pinggang bila masih ringan, bisa diatasi dengan obat dan berolah raga. Misalnya, berenang, pilates, dan yoga dengan konsentrasi di area tulang belakang. Cara lain, dengan menjalani fisioterapi,  memperbaiki posisi duduk dan tidur. Jika cara-cara tersebut tidak mampu mengatasi rasa nyeri dokter akan mengatasinya dengan suntikan atau tindakan laser. Jika hasil non operatif tidak memberikan hasil, baru melakukan tindakan operasi.

Untuk operasi mengatasi nyeri tulang belakang bisa dilakukan dengan metode Minimal Invasive Spine Surgery (MISS). Opersi ini, jelas Harmantya, luka operasi yang dihasilkan lebih kecil, cidera pada otot minimal, perdarahan minimal, derajat komplikasi dan infeksi lebih ringan, nyeri paska operasi minimal, dan waktu pemulihan juga perawatan di rumah sakit lebih singkat. Otomatis biayanya pun bisa ditekan.

“Teknik MISS dibagi menjadi dua; pertama teknik fusion, masih menggunakan implan seperti screw, cage, dan sebagainya. Kedua teknik non-fusion, menangani permasalahan tulang belakang tanpa ada implan.” Menurut Harmantya, perkembangan metode MISS kini lebihcondong ke arah teknik non-fusion, endoscopy mulai dari micro endoscopic discectomy, hingga Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy (PELD).