Miris, Atlet Tenis Harus Tinggal Dalam Kamar Sekaligus Rumah Dengan 1 Balita dan 3 bayi Kembar

By , Rabu, 22 November 2017 | 10:00 WIB
Kamar sekaligus rumah ibu dan 4 anak (je)

nakita.id - Toni Bell (24), petenis dari Edinburgh, mengatakan "Saya merasa sakit dengan kondisi ini. Karena tidak ada pilihan tempat yang layak bagi saya dan 4 anak, setelah ditinggalkan oleh ayah mereka, juga nenek mereka.” Menurut Toni, setiap jam tidur dirinya harus berbagi tempat tidur dengan anak sulungnya yang berusia 3 tahun. Sementara 3 anak kembarnya yang masih bayi, masing-masing harus tidur di bawah di dalam keranjang bayi. "Kami tinggal di lantai 3 dan saya harus menaiki enam anak tangga untuk sampai ke sana bersama empat anak. Bisa dibayangkan saya harus membawa anak-anak naik turun setiap hari seorang diri.” Papar Toni.

Kondisi hidup Toni semakin berat karena dirinya menderita kelainan tulang Lri-Weill dyschondrosteosis, yang membuatnya merasa nyeri di tulang kaki, juga tangan. Menurut anggota dewan Gavin Barrie, anggota dewan perumahan dan ekonomi  Edinburgh, kota dan pemerintahannya kini sedang berjuang untuk memenuhi permintaan orang-orang seperti Toni. Kepada Daily Record, Barri mengatakan, “Pemerintah Skotlandia saat ini memiliki tantangan sektor perumahan bagi rakyat yang terjangkau.”

Baca juga: Terungkap! Ternyata Ini Penyebab Rumah Nana Mirdad Terbakar

Masih menurut Barrie, dengan perkiraan penduduk kota akan tumbuh hampir 30 persen selama 20 tahun ke depan, pemerintah akan semakin kesulitan untuk memecahkan masalah perumahan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Karenanya masalah ini harus dipecahkan secepatnya.

Jadi tak hanya di Indonesia, pemaslahan rumah harga terjangkau bagi masyarakat menjadi pekerjaan besar bagi pemerintah. Hal ini harus diperhatikan serius. Karena rumah adalah penentu masa depan bangsa, di rumah generasi penerus dilahirkan, dibesarkan, dan dididik. Tanpa rumah yang layak, apa jadinya sebuah bangsa dan negara.

Mengapa Rumah Penting?

Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak. Karenanya sebuah rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya. (Frick,2006:1).
 
Rumah bukan hanya berupa bangunan semata, karena rumah itu tempat manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Disamping itu rumah juga merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi pada saat seorang individu diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku di dalam suatu masyarakat.Jadi setiap perumahan memiliki sistem nilai yang berlaku bagi warganya.Sistem nilai tersebut berbeda antara satu perumahan dengan perumahan yang lain, tergantung pada daerah ataupun keadaan masyarakat setempat. (Sarwono dalam Budihardjo, 1998 : 148).
 
Baca juga: Percayalah, Rumah Bukan Tempat Aman Bagi Anak. Buktinya, 36,5% Kecelakaan di Indonesia Terjadi di Rumah
 
Menurut UU No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan dalam arti umum, rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan, namun tempat tinggal yang khusus bagi hewan biasa disebut sangkar, sarang, atau kandang. Sedangkan dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, tempat bertumbuh, makan, tidur, beraktivitas, dll.
 

Secara garis besar, rumah memiliki fungsi (Doxiadis dalam Dian, 2009), yaitu:Harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia,harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia,harus melindungi manusia dari penularan penyakit, harus melindungi manusia dari gangguan luar, rumah menunjukan tempat tinggal, dan rumah merupakan mediasi antara manusia dan dunia. Selain itu rumah itu adalah arsenal, yaitu tempat manusia mendapatkan kekuatan kembali.