4 Kebiasaan Makan yang Salah pada Anak

By Dini, Selasa, 26 Juli 2016 | 02:00 WIB
4 Kebiasaan Makan yang Salah pada Anak (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Banyak manfaat yang bisa diperoleh saat si batita bisa makan bersama Papa Mama di meja makan. Ia akan merasakan suasana keluarga serta merasa dihargai karena Mama Papa pasti menanyakan si kecil tentang keinginan makannya. Buntut-buntutnya, si kecil pasti akan makan dengan lahap.

Keuntungan lain, dengan dibiasakan makan di meja makan, si batita belajar etiket di meja makan. Seperti belajar bersabar (saat menunggu mengambil atau diambilkan nasi dan lauk-pauk), belajar cara menggunakan peralatan makan yang tepat, belajar untuk tidak berisik ketika mengunyah, dan lainnya.

Namun, tanpa sadar kita masih menerapkan kebiasaan makan yang salah pada anak, contohnya:

* Makan bisa diganti susu. Ada beberapa anak sulit makan, tapi begitu suka susu. Lalu dengan alasan agar anak enggak ngambek, orangtua pun jadi terlalu sering memberinya susu untuk mengganti makan. Tindakan ini keliru. Karena meski susu mengandung gizi yang baik untuk pertumbuhan anak, tapi anak butuh lebih dari sekadar gizi.

Dalam proses makan, anak belajar banyak hal. Anak belajar mengunyah, menggigit, dan lain sebagainya. Susu perlu diberikan namun pemberiannya harus diatur karena makanan utama yang dibutuhkan anak adalah makanan pokok yang bergizi seimbang.

* Anak suka makanan gurih, seperti fastfood. Fast food seperti ayam goreng, kentang goreng, burger, dan lainnya tidak disarankan buat balita karena tinggi garam, tinggi lemak, tinggi bumbu penyedap, dan lainnya. Jika ia terbiasa makan fastfood yang gurih, akan sulit baginya menikmati makanan rumah yang kaya gizi.

Secara perlahan kita perlu mengubah kebiasaan ini dengan menyediakan beragam hidangan sehat yang kreatif sehingga memikat selera makan anak.

* Ada budaya yang mengatakan bahwa anak belum boleh dikasih ikan atau daging. Ini keliru, sebab anak butuh asupan zat besi yang cukup. Selain untuk mendukung pertumbuhan fisiknya, juga untuk menghindari anemia. Ikan dapat dihilangkan sisik dan durinya saat diolah sehingga menjadi makanan yang aman dikunyah. Daging dapat diolah menjadi makanan yang empuk, namun tetap lezat.

* Orangtua memakai cara-cara pemaksaan agar anak mau makan. Seperti memarahinya atau membentaknya. Padahal mungkin saja ia tidak mau makan karena sedang sakit, sakit gigi, gangguan psikologis, bosan dengan penyajian yang itu-itu saja dan lainnya. Atasi dahulu penyebab tersebut sampai ia mau makan kembali.

Agar tidak keterusan, segera ubah kebiasaan makan yang salah pada anak ini ya, Mam.

4 Kebiasaan Makan yang Salah pada Anak
Narasumber: Pritasari, SKM, Mkes, ahli gizi dari Politeknik Kesehatan Negeri Jakarta II

(Irfan Hasuki)