Mengatur Liburan Keluarga Sendiri Ternyata Lebih Memuaskan!

By Dini Felicitas, Sabtu, 30 Juli 2016 | 20:30 WIB
Keluarga Diana Rahmat saat liburan ke Gunung Bromo, Jawa Timur. (Dini Felicitas)

Tabloid-Nakita.com - Menjadi traveller saat ini menjadi semakin mudah, karena segala informasi mengenai kebutuhan melancong bisa ditemukan dengan cepat di internet. Dari tiket pesawat sampai hotel, dari tujuan wisata sampai tempat mencari oleh-oleh. Harga yang murah pun bukan lagi menjadi satu-satunya kepuasan saat melancong. Kepuasan ditentukan oleh seberapa jauh kita bisa terlibat dalam merencanakan liburan itu sendiri.

Dan, siapa bilang hanya anak muda yang gemar mengatur perjalanan sendiri dengan melakukan pembelian secara online? Kebanyakan ibu muda saat ini juga makin terbiasa merencanakan liburan keluarga sendiri dengan memanfaatkan informasi di internet sekaligus melakukan pemesanan secara online. Jangan lupa, kaum perempuan cenderung lebih detail sehingga menguntungkan dalam melakukan perencanaan.

Diana Rahmat, ibu tiga anak laki-laki, mengaku terbiasa mengatur sendiri liburan keluarganya. Liburan menjadi momen wajib bagi seluruh anggota keluarganya. Meskipun pada akhir pekan kerap mengadakan liburan singkat dengan destinasi wisata yang tidak terlalu jauh jaraknya, liburan besar juga dijadwalkan setahun sekali. Biasanya saat liburan sekolah, dengan waktu yang lebih panjang, lokasi yang lebih jauh, dan budget yang lebih besar daripada liburan singkat.

Didi, begitu sapaan akrab perempuan yang bermukim di Pondok Cabe, Depok, ini biasanya sudah merencanakan liburan dua atau tiga bulan sebelumnya. Saat itu, ia memilih tempat tujuan bersama sang suami. "Tiket pesawat (jika diperlukan) sudah mulai dibeli, paspor (jika diperlukan) sudah mulai disiapkan, satu bulan menjelang hari-H mulai browsing cari tahu segala hal tentang tujuan wisata," katanya.

Satu hal yang menjadi tujuan saat memilih membeli tiket pesawat, hotel, dan tempat wisata sendiri tak lain agar lebih hemat. "Dan tempat tujuannya sesuai kemauan kita sendiri. Waktunya juga lebih fleksibel. Tahu kan, anak-anak suka unpredictable," tutur Arninta Puspitasari, ibu dua anak balita, yang juga biasa mengatur liburan keluarga sendiri.

Ia mengaku tidak anti dengan liburan "tahu beres" dalam paket tur dari agen wisata. Sebab, sejauh ini memang masih bisa mengatur semuanya sendiri. "Kalau tujuannya dalam negeri biasanya diatur sendiri. Mungkin kalau suatu hari ke luar negeri dan lokasi wisatanya jauh-jauh, aku ambil paket tur. Cuma, yang pernah liburan panjang itu ke Bali dan Singapura, dan itu aku atur sendiri," papar Ninta, nama kecil praktisi Public Relations ini.

Setelah tempat tujuan ditentukan, barulah Didi melibatkan anak-anak mengenai apa yang akan dilakukan di tempat tujuan nanti.

"Di sini peran anak-anak mulai besar karena kami mulai diskusi itinerary dan pilihan aktivitas. Contohnya waktu ke Singapura, anak-anak dilibatkan dalam memilih mau ngapain aja di sana. Sebelum pergi ke Lombok, kami sama-sama hunting perlengkapan untuk bermain di pantai. Waktu ke Gunung Bromo, sebelumnya anak-anak mencari tahu apa itu gunung berapi, dan lain sebagainya," ujar Didi.

Didi memperoleh informasi mengenai berbagai hal seputar destinasi wisata dari banyak sumber, baik itu internet maupun referensi dari teman-teman. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan ia mencoba tempat penginapan, tujuan wisata, atau aktivitas yang baru. Untuk tempat tujuan yang benar-benar berkesan, bisa saja dikunjungi lagi.

Menurut Didi, banyak keuntungan yang didapat jika mengatur liburan sendiri ketimbang mengikuti paket tur dari agen wisata. Misalnya, ketika berlibur ke Yogyakarta dengan mengendarai mobil pribadi. "Karena tujuannya fun-trip, kami transit dan explore beberapa kota sebelum tiba di tujuan utama. Perjalanannya jadi sangat panjang namun justru menyenangkan untuk keluarga. Yang nyetir saya dan suami, dan kami happy karena enggak terlalu lelah," tukas pemilik usaha katering ini.

Bagi Ninta, keuntungan utama dengan mengatur liburan sendiri adalah waktu yang fleksbel mengingat putra-putrinya yang masih balita. Ia perlu memastikan kebutuhan dasar mereka, seperti istirahat dan makan, terpenuhi. Untuk itu jadwal, tujuan, dan perlengkapan yang dibawa harus dapat mengakomodasi kebutuhan anak. "Yang penting makan tepat waktu, lalu tidur siang bisa di stroller. Soalnya (waktu itu) Raya masih umur 2 tahun, jadi butuh tidur lebih lama. Kalau mandi fleksibel sih menurutku. Hahaha.... Raya waktu di Singapura lebih memilih mandi sesampai di hotel, sore menjelang malam. Tapi setelah malam kami nggak keluar hotel lagi," katanya.

Dalam sehari, umumnya ia hanya mengunjungi dua obyek wisata agar anak-anak bisa tidur di sela-sela perjalanan menuju obyek wisata berikutnya. Itu pula sebabnya, sejauh ini Singapura menjadi tujuan wisata paling jauh. Ninta enggan mencari tempat tujuan yang terlalu jauh karena anak-anaknya belum tentu bisa menikmati.