Dianggap Lebih Aman Daripada Rokok, Ternyata Vape Sebabkan Penyakit Berbahaya yang Sudah Tewaskan 57 Orang, Kebanyakan Remaja!

By Gabriela Stefani, Kamis, 16 Januari 2020 | 17:57 WIB
Penyakit baru bagi pengguna vape (freepik)

Nakita.id - Beberapa tahun lalu vape marak dijual dan banyak orang berlomba-lomba membelinya.

Vape sendiri merupakan rokok elektrik yang menggunakan liquid sebagai pengganti tembakaunya.

Liquidnya sendiri beraneka macam dan rasa yang membuat banyak orang penasaran.

Bahkan berbeda dengan rokok pada umumnya, vape ini juga ternyata ada triknya.

Baca Juga: Hampir 10 Tahun Menanti Momongan, Zaskia Sungkar Mendadak Singgung Soal Kehadiran Anak Pertama dalam Rumah Tangganya Bersama Irwansyah, Hamil?

Banyak trik yang dibagikan di media sosial untuk membuat beraneka macam cara menghembuskan asapnya.

Selain itu, banyak juga yang menyebutkan bahwa vape lebih aman daripada rokok.

Melansir dari Yale Medicine ternyata pada Agustus 2019, Centers for Disease Control and Prevention atau CDC mengidentifikasi penyakit baru bagi penggunaka vape.

Penyakit tersebut membuat paru-paru terinfeksi bahkan bisa fatal serta timbul secara tiba-tiba.

Apakah itu?

Penyakit tersebut disebut E-cigarette or Vaping Product Use Associated Lung Injury atau EVALI.

Menurut CDC, penyebab penyakit EVALI yaitu kandungan Tetrahydrocannabinol atau THC yang tinggi.

THC ini merupakan kandungan yang sebagian besar komposisinya yaitu ganja.

Baca Juga: Nekat Lakukan Adegan Laga Padahal Belum Sembuh Total dari Kecelakaan Maut, Warganet Soroti Hal Ini Terjadi Pada Dylan Carr

Selain itu, sebuah studi lain menyatakan risiko terserang penyakit paru-paru bagi pengguna Vape sebesar 30% dibandingkan non-pengguna.

Studi yang sudah dilakukan selama 3 tahun ini menemukan, penyakit paru-paru yang riskan menyerang yaitu bronkitis kronis, asma, emfisema, dan penyakit paru obstruktif kronis lainnya.

Mulailah mengenal gejala dari EVALI yang umumnya mirip dengan penyakit paru lainnya seperti flu atau pneumonia.

Baca Juga: Verrell Bramasta Bilang Rindu Liburan Bareng, Ivan Fadilla Langsung Ajak Putranya ke Korea Selatan Bersama Istri Kedua, Kok Malah Telepon Venna Melinda?

Gejala yang perlu diwaspadai yaitu sesak napas, batuk, demam hingga menggigil, sakit dada, diare, mual, muntah, detak jantung cepat, dan pernapasan cepat serta dangkal.

Pernapasan cepat serta dangkal disini yaitu meskipun tidak sedang lelah tetapi napas berlangsung pendek layaknya terengah-engah sehabis berolahraga.

Melansir dari CNN remaja tersebut adalah remaja termuda yang meninggal dari 57 kasus kematian akibat penyakit paru-paru yang disebabkan vape di 27 negara bagian distrik Columbia.

Karena diagnosis EVALI cenderung sama seperti pneumonia maka belum ada tes secara khusus untuk penyakit ini.

Namun, segeralah ke dokter untuk periksa dengan memberi tahu bahwa pengguna vape.

Nantinya akan diminta melakukan rontgen atau CT Scan dan apabila terindikasi akan terdapat bintik-bintik tampak kabur di paru-paru.

Selain itu, pemeriksaan ini juga akan memberikan tanda negatif pada virus dan infeksi.

Baca Juga: Tak Selalu Mahal dan Mewah, Chelsea Olivia Ternyata Pilih Tempe untuk Lauk Makan Si Kecil, Ini Manfaatnya

Apabila benar terindikasi maka pengobatannya akan berdasarkan tingkat keparahannya.

Pengobatan utama yang dilakukan yaitu pemberian kortikosteroid, antibiotik, dan ativirus.

Kortikosteroid berfungsi untuk mengurangi peradangan pada paru-paru. Antibiotik akan diberikan saat proses peemriksaan agar mempermudah pemeriksaan.

Antivirus akan diberikan jika memang dibutuhkan terlebih saat penderita flu sedang meningkat.

Baca Juga: Beda 180 Derajat! Potret Melas Raja dan Ratu Keraton Agung Sajegat Saat Pakai Baju Tahanan:

Di samping itu, pasien yang menderita cukup parah hingga kesulitan bernapas akan ditempatkan pada ruang ventilator di rumah sakit untuk memudahkan pertukaran udaranya.

Namun, apabila tidak terlalu parah akan diberikan perawatan dengan oksigen tambahan.