Tabloid-Nakita.com - Ketika menikah, sepertinya hampir semua pasangan secara otomatis berniat memiliki anak. Bahkan mungkin, jauh sebelum memutuskan menikah, Mama dan Papa sudah kerap membicarakan bagaimana harus mengasuh anak kelak.
Memang, mempunyai anak memang terlihat menyenangkan. Mama dan Papa sering membayangkan bagaimana rumah menjadi lebih ramai dengan kehadiran anak-anak. Namun pernahkah Mama dan Papa berpikir, mengapa harus punya anak? Bagaimana jika rencana untuk memiliki anak tidak berjalan lancar? Apa yang akan Mama Papa lakukan jika tidak segera diberi momongan? Yang lebih penting, benarkah Mama Papa siap mengorbankan banyak waktu dan kesenangan pribadi untuk mengasuh anak?
Agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari, ada baiknya Papa dan Mama membuat beberapa pertimbangan sebelum memutuskan mempunyai anak:
1. Mama dan Papa harus memastikan telah sehat secara mental dan fisik, karena kesehatan sangat penting jika ingin memiliki dan membesarkan anak.
2. Penting untuk membahas tentang kemampuan keuangan, apalagi memiliki bayi berarti butuh biaya banyak. Mulai dari pendidikan, kesehatan, hiburan (ini juga penting), dan biaya tak terduga lainnya. Keuangan yang stabil sangat penting jika ingin memiliki anak.
3. Pikirkan juga tentang karier Mama saat ini. Apakah sudah memungkinkan memiliki anak pada saat ini? Apalagi jika Mama masih bersusah payah untuk meraih jenjang karier yang lebih baik. Memang, orangtua bilang rezeki akan datang saat kita punya anak. Tetapi, bukankah akan lebih baik apabila Mama merencanakan menyambut buah hati secara matang?
4. Mama mungkin ingin segera memiliki anak, tapi Papa ternyata masih ingin berkonsentrasi pada karier, bisnis, atau ada kepentingan lain. Memaksa pasangan untuk memiliki anak hanya akan memengaruhi hubungan Mama dan Papa. Jadi, ajak Papa berdiskusi lebih jauh mengenai hal ini.
5. Jika Mama dan Papa bekerja, penting mendiskusikan bagaimana membagi tugas pengasuhan anak kelak. Apakah akan mencari ART? Apakah Mama harus mengundurkan diri dari pekerjaan? Atau akan menitipkannya di daycare?
6. Diskusikan tentang bagaimana cara mendidik anak. Mama mungkin ingin menetapkan aturan liberal untuk anak-anak, sementara Papa mungkin percaya dengan pola asuh tradisional. Jangan sampai perbedaan tersebut malah membuat keretakan dalam rumah tangga.
7. Jika memiliki anak tidak memungkinkan karena alasan medis tertentu, bicaralah dengan Papa mengenai apa yang harus dilakukan. Apakah Papa tak keberatan menjalani bayi tabung, atau bahkan mengadopsi anak?
Saat Mama dan Papa baru menikah, mungkin hal-hal di atas terasa berlebihan. Namun cobalah untuk membuat pertimbangan sebelum memiliki anak ini sejak awal agar tidak terjadi ganjalan belakangan.
(TabloidNova.com/Noverita K. Waldan)