Tabloid-Nakita.com – Salah satu faktor seseorang sulit hamil adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Wanita dengan siklus seperti ini sama sekali tidak mengetahui kapan datangnya menstruasi. Hal ini menyebabkan wanita tidak memahami masa subur atau ovulasi. Padahal, peluang kehamilan terbesar ada pada saat masa subur. Jika Mama menstruasi tidak teratur, apakah bisa hamil?Baca juga: Terlambat menstruasi belum tentu hamil, ini penjelasan medisnya!
Ternyata, masih ada kesempatan untuk Mama yang tidak memiliki jadwal menstruasi tidak teratur untuk hamil. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah ada kelainan hormon dan tiroid. Salah satu penentu kehamilan adalah keseimbangan hormon reproduksi. Kelenjar tiroid yang berfungsi untuk metabolisme tubuh sangat berperan dalam proses kehamilan. Biasanya dokter akan memberikan obat-obatan untuk menyeimbangkan kadar hormon.Baca juga: 5 penyebab siklus menstruasi tak teratur
Selain hormon tersebut, hormon progesteron juga menjadi hormon yang penting untuk mengatur menstruasi. Mama bisa meningkatkan hormon progesteron dengan banyak mengonsumsi buah dan sayur yang mengandung Vitamin A dan E. Selain itu, susu segar dari hewan juga dapat meningkatkan hormon ini. Tidak hanya soal hormon, ada beberapa hal yang membuat siklus menstruasi tidak teratur.
Mama yang menggunakan alat kontrasepsi seperti IUD (spiral) dan pil KB memang menyebabkan perubahan siklus menstruasi. Biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk mengembalikan siklus menstruasi setelah selesai memakai alat kontrasepsi. Selain itu, ada beberapa gangguan atau kelainan yang mungkin terjadi seperti kista kecil dalam indung telur.Baca juga: Menstruasi teratur perbesar peluang kehamilan
Jadi, jawaban dari menstruasi tidak teratur apakah bisa hamil tentu saja bisa. Pola hidup sehat sangat diperlukan bagi Mama yang sedang ingin hamil. Berat badan juga menjadi faktor penyebab menstruasi tidak teratur. Saat mencoba hamil pun, Mama perlu menjaga emosi dan rasa stres. Semakin Mama mengalami stres, semakin banyak terjadi ketidakseimbanagn hormon.
(Niken/The Bump)