Tak Hanya Jonghyun, Ternyata Kasus Kematian Akibat Briket Banyak Terjadi di Korea Selatan

By Fita Nofiana, Senin, 18 Desember 2017 | 21:25 WIB
Jonghyun ()

Nakita.id - Kabar meninggalnya salah satu anggota boyband korea Shinee, Jonghyun yang bunuh diri, cukup mengejutkan banyak orang.

Sebab, belakangan ini penyanyi 27 tahun tersebut tak memiliki skandal dan pemberitaan buruk yang berarti.

Diduga, metode bunuh diri yang gunakan adalah menggunakan racun karbon monoksida yang Ia bakar melalui briker batu baru di dalam ruangan yang tertutup.

Metode bunuh diri tersebut, belakangan memang sering terjadi di beberapa Negara Asia Timur terutama di Korea Selatan.

Pada sebuah penelitian menyatalan saat pembakaran briket batubara, konsentrasi karbon monoksida meningkat secara bertahap.

Hal ini yang kemudian akan berakinbat fatal apabila dihirup dalam jangka waktu satu hingga dua jam.

Pembakaran karbon yang tidak sempurna menghasilkan karbon monoksida, yang mengikat kuat hemoglobin, dengan cepat menurunkan kemampuan darah untuk mengantarkan oksigen ke tubuh.

BACA JUGA Dikabarkarkan Meninggal Bunuh Diri, Pesan Terakhir Jonghyun SHINee Bikin Merinding

keracunan kemudian menyebabkan kematian akibat hipoksia yang disebabkan oleh keracunan karbon monoksida.

Sehingga bunuh diri dengan metode ini dianggap sebagai metode yang mudah dan tak menyakitkan.

Dominic Lee, asisten profesor psikiatri di Chinese University of Hong Kong menyatakan keracunan monoksida akan menimbulkan beberapa gejala, seperti sakit kepala, mual, takikardia, dan kejang.

Dilansir dari ncbi.nlm.nih.gov, bunuh diri dengan cara keracunan karbon monoksida melalui pembakaran briket batubara atau arang barbekyu meningkat dengan cepat di beberapa negara Asia Timur dalam dekade terakhir ini.