Nakita.id.- Ada yang menyebutnya nyeri pelvis atau dikenal pula dengan Symphisis Pubis Disfunction (SPD). Belakangan malah sering disebut sebagai Pain Girdle Pelvis (PGP).
Yang jelas, baik SPD maupun PGP adalah sebutan untuk nyeri panggul. Jadi, keduanya sama, tidak ada perbedaan.
Umumnya, keluhan nyeri panggul ditemukan pada 50—80% ibu hamil. Kendati bisa pula dialami oleh perempuan yang tidak hamil, bahkan juga kaum lelaki.
Tentu penyebabnya berbeda, kasus nyeri panggul di luar kehamilan umumnya disebabkan oleh cedera atau trauma.
Kalau nyeri panggul pada kehamilan, begini penjelasan dr. Ivander Ramon Utama, SpOG dari RSB Citra Ananda, Ciputat, Tangerang Selatan.
Saat hamil, tubuh Moms memproduksi hormon relaksin. Gunanya untuk melenturkan ligamen (jaringan antar-sendi) sehingga memudahkan proses kelahiran bayi.
BACA JUGA: Ini Nyeri Panggul Saat Hamil Yang Perlu Diwaspadai
Sayangnya, hal itu malah membuat pergerakan antarsendi Moms menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan dan kekakuan sendi inilah yang menimbulkan keluhan nyeri.
Masih ada lagi sebab lainnya, yaitu berat badan yang meningkat saat kehamilan, ini juga berperan terhadap timbulnya nyeri panggul dan tulang ekor.
Selain itu dapat pula disebabkan: adanya peregangan dinding rahim akibat posisi bayi dalam rahim; kelainan anatomi atau bentuk rahim; perubahan pada bentuk atau proporsi tubuh Moms.
Kelainan bentuk tulang panggul atau postur tubuh Moms; penekanan jaringan saraf pada dasar panggul; penekanan pembuluh darah pada dasar panggul; penekanan pada tulang pubis, dan kontraksi palsu hingga kontraksi prematur.