Nakita.id – Berita kematian salah seorang anggota boy group asal Korea Selatan, Shinee, yakni Kim Jong Hyun, masih menyimpan duka mendalam, khususnya bagi keluarga dan para penggemarnya.
Kematiannya yang mendadak dengan cara bunuh diri menjadi perhatian banyak kalangan.
Depresi, dianggap sebagai penyebab mengapa Jong Hyun melakukan bunuh diri.
Meski ia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong karena terlalu banyak menghirup karbon monoksida.
Memang, kasus depresi yang dialami oleh Jonghyun ini bukan pertama kalinya.
Sebelumnya, dunia entertainment Korea Selatan pernah dihebohkan dengan peristiwa overdosis yang juga dilakukan oleh salah satu anggota boy group Bigbang, TOP.
Saat itu, TOP juga ditemukan tak sadarkan diri setelah meminum obat penenang secara berlebihan.
Baca Juga: Putri Kim Kadarshian, Ternyata Piawai Mendandani Temannya. Gemes Deh
Dilansir melalui situs Allkpop.com, TOP meminum obat antidepresan karena depresi atas kasus ganja yang dialaminya saat ia sedang melaksanakan wamil.
Selain itu, solois Lee Ji Eun, atau dikenal dengan IU, mengalami penyakit bulimia.
Dalam sebuah acara Healing Camp yang disiarkan oleh SBS pada 2014 lalu, IU mengatakan bahwa ia sedang berjuang melawan penyakitnya.
Bagi IU, itu adalah waktu yang sulit.
Ia merasa hatinya hampa.
Sebagai gantinya, ia mengisi kehampaan tersebut dengan makanan.
Namun, ia tak merasa lebih baik dan justru menjadi gelisah dan merasa kurang.
IU akan terus makan sampai ia muntah dan pada akhirnya melakukan pengobatan untuk penyakit tersebut.
Lain halnya dengan Nam Tae Hyun, yang memutuskan untuk keluar dari grupnya, Winner, karena masalah kesehatan mental.
Dalam sebuah acara radio yang dibawakannya Casper Radio, Tae Hyun bercerita tentang insomnia yang dialaminya.
Tak sampai di situ, ia bahkan mengidap bipolar disorder, di mana sangat sulit baginya untuk mengendalikan amarahnya.
Hingga kini, ia masih berusaha melakukan pengobatan dan konsultasi pada psikiater.
Kasus bunuh diri memang masih menjadi perhatian khusus di Negeri Ginseng ini.
Pada tahun 2013, tingkat bunuh diri laki-laki adalah 41,7 dan 26,9 per 100.000 di Korea Selatan dan Jepang.
Baca Juga: Ini Dia 7 Makanan yang Bisa Membuat Hati dan Pikiran Tenang. Coba yuk!
Masing-masing negara tersebut menempati urutan pertama dan ketiga tertinggi di antara negara-negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Melansir situs Barkeley Political Review, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan memperkirakan bahwa 90% orang yang melakukan bunuh diri pada tahun 2016 memiliki penyakit kejiwaan yang dapat didiagnosis.
Biasanya penyakit mental ini berupa depresi atau kecemasan yang disebabkan oleh stres.
Hingga saat ini, Korea Selatan masih berjuang untuk menurunkan tingkat bunuh diri di masyarakatnya.
Salah satunya dengan menurunkan tim Suicide Watch yang bertugas mencegah dan menyelamatkan aksi bunuh diri secepat mungkin.