Banyak Negara Lakukan Lockdown Demi Putus Mata Rantai Covid-19, Warga Negara Ini Malah Desak Gubernurnya Cabut Aturan Lockdown, Ada Apa?

By Aullia Rachma Puteri, Minggu, 19 April 2020 | 17:00 WIB
Ilustrasi virus corona (Freepik.com)

Dia juga pernah mengklaim kalau presiden AS punya otoritas total terhadap permasalahan ini.

Klaim otoritas total itu mendapat sindiran dari mantan wakil presiden Joe Biden di Twitter.

Tak lama kemudian, Trump langsung mengoreksi ucapannya dan mengatakan bahwa peraturan pembukaan kembali (pencabutan lockdown) untuk memulihkan perekonomian AS ada di tangan para pemimpin negara bagian.

Pengunjuk rasa ingin lockdown dicabut

Sekitar 100 orang pengunjuk rasa di Pantai Huntington, California menentang perintah tinggal di rumah dan berkumpul di pusat kota untuk memprotes peraturan lockdown.

The Orange County Register melaporkan, beberapa pengunjuk rasa melantunkan nyanyian, "AS! AS! (Amerika Serikat!)" sementara pengendara pengemudi mendukung nyanyian itu dengan klakson mobil.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Sentuh Angka 6 Ribu, Salah Satu Pengurus Masjid Istiqlal Umumkan 17 Kegiatan Ini Ditiadakan Selama Bulan Ramadan

Seorang warga bernama Nicole Brown (50) di Costa Mesa mengatakan, "Kebebasan kami telah diraih dari kami. Orang-orang dikunci di rumah."

Menurut Brown, dia bersimpati pada pasien yang terinfeksi Covid-19 tapi dia percaya bahwa karantina harus bersifat opsional dan tidak diwajibkan dari negara.

Beberapa pengunjuk rasa melambaikan spanduk pro-Trump sementara yang lainnya tampak mengenakan jas medis putih tiruan dan memegang papan bertuliskan, "CORONAVIRUS IS A LIE" atau bermakna, virus corona adalah kebohongan.

Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa keputusan gubernur untuk menutup bisnis tidaklah konstitusional.

Di sisi lain, dilansir dari media Perancis AFP, diperkirakan sebanyak 400 orang berkumpul di Concord, New Hampshire, di bawah rintik hujan dingin.