Hal ini menjadi sorotan banyak orang yang merasa 'terkhianati' lantaran selama ini patuh untuk tetap di rumah namun nyatanya banyak masyarakat yang nekat berbelanja hanya demi baju lebaran.
Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Ida Ruwaida seperti dilansir dari Kompas.com pun menyampaikan pandangannya terkait fenomena ini.
Ida berpandangan bahwa hal itu terjadi karena Lebaran merupakan tradisi yang sudah melekat di masyarakat dari generasi ke generasi.
Begitu juga dengan 'ritual' lainnya seperti membuat kue lebaran, membeli baju lebaran, mudik, dan sebagainya.
Karena sudah dilakukan secara rutin setiap tahun, masyarakat pun seakan ingin tetap menjalankan ritual tersebut tak peduli situasi apa yang tengah terjadi.
“Sebagai tradisi yang sudah menjadi rutin bak ritual tahunan, secara sosiologis bisa mengalami degradasi makna. Artinya, masyarakat melakukannya lebih karena ‘emosi’-nya, bahkan kadang kehilangan rasionalitasnya,” ujar Ida, Rabu (20/5/2020).